Selasa, 19 April 2011
Din Syamsuddin: Pengrusakan Lingkungan adalah Syirik Modern
Selasa, 19-04-2011
SOURCE : www.muhammadiyah.or.id
Yogyakarta- Permasalahan lingkungan hidup yang sedang kita hadapi buka semata-mata permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerusakan ekologi merupakan kerusakan yang bersifat akumulatif akibat sistem yang jauh dari nilai-nilai Ketuhanan. Umat Islam diharapkan dapat bersatu dan bangkit untuk dapat memberikan solusi untuk menyelamatkan lingkungan hidup.
Hal tersebut disampaikan Ketua PP Muhamadiyah Prof. Dr. H din Syamsuddin dalam pembukaan Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (19/04/2011).
Din menyatakan bahwa bentuk-bentuk pengrusakan ekologi adalah bentuk “syirik modern” yang harus dilawan. “Perusakan lingkungan hidup adalah manifestasi dari syirik. Dan Muhammadiyah sangat commited (berkomitmen) dan tegas untuk menegakkan tauhid. Maka syirik modern yang terejahwantah dalam perbuatan seperti pengrusakan lingkungan harus kita hadapi bersama” tegasnya
Selanjutnya Din mengatakan bahwa perbuatan memelihara lingkungan adalah cerminan keimanan seseorang. “Memelihara kebersihan adalah bagian dari keimanan. Cinta tanah air adalah manifestasi dari keimanan. Saya ingin katakan bahwa memelihara lingkungan hidup adalah juga manifestasi dari keimanan” ungkapnya.
Kedepannya, Din berharap agar para kader Muhammadiyah dapat terlibat langsung dalam program aksi penyelamatan lingkungan dan bukan hanya sekedar berpikir, berdiskusi dan melakukan advokasi.
Ditempat yang sama, Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan antar Lembaga Kementrian Negara Lingkungan Hidup Najib Dahlan, S.H menyatakan bahwa dibutuhkan kerjasama yang padu antara pemerintah dan masyarakat untuk keberhasilan program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
“Upaya untuk melindungi, melestarikan, dan mengelola lingkungan hidup bukan hanya menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah semata, tetapi juga memerlukan partisipasi dan peran aktif semua komponen masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga pendidikan dan perguruan tinggi” ungkapnya.
Gusti juga menilai bahwa Muhammadiyah adalah mitra strategis yang tepat bagi pemerintah dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Hal itu mengingat Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi kemsyarakatan yang memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan.
“Kami (pemerintah) harap, muatan lingkungan hidup dapat terintegrasi dan bersinergi dengan program dan kegiatan PP Muhammadiyah., baik dalam kurikulum pendidikan dan ekstra kurikuler yang memasukkan materi lingkungan hidup pada kegiatan belajar mengajar, dakwah dan ceramah keagamaan bertema lingkungan, gerakan dan aksi nyata bersama masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup” ungkap Gusti.
Penandatanganan MoU dan Launching Gerakan Shodaqoh Sampah
Bersamaan dengan acara ini juga ditandatangani nota kesepahaman (MoU) antara PP Muhammadiyah dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Din Syamsuddin dan Najib Dahlan. Juga diluncurkan Gerakan Shodaqoh Sampah dan Program Penyelamatan Lingkungan Pusat Studi Lingkungan (PSL) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) s-Indonesia oleh Ketua PP Muhammadiyah. (umy.ac.id)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar