Kamis, 21 April 2011
Warta: Kader IPNU Bersama Warga Cegah Perkembangan Wahabi-NII
Rabu, 16 Juni 2010 08:32
Karanganyar, NU Online
Warga desa Karangsari, Jatiyoso melakukan penggrebekan terhadap lima orang yang terindikasi pengikut gerakan NII (Negara Islam Indonesia). Mereka adalah Mulyadi, Giyarto, Giyatno, Timin, dan seorang yang mengaku bernama Lukmanul Karim dari KTP yang diserahkan.
Kecamatan Jatiyoso merupakan salah satu wilayah di puncak Gunung Lawu, Karanganyar. Disinyalir karena masyarakat yang relatif awam, kegiatan Wahabi marak di daerah ini.
Ketegangan berlangsung sejak Sabtu (12/06) di masjid desa setempat. Menurut Sunardi, lima orang tersebut mendatangi santri-santri TPA, guru ngaji TPA, hingga remaja lainnya dari rumah ke rumah untuk diajak bersama-sama menghadiri baiat di masjid kampung tersebut. Mereka meminta ijin kepada warga untuk menggelar pengajian umum, namun disalahgunakan untuk menyebarkan ajaran menentang negara.
Menurut Sunardi, kemarahan warga dipicu oleh ajakan kelompok tersebut yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) tahun 2020, menghina lambang burung garuda, dan menuduh amaliyah warga sebagai Islam yang keliru.
“Sebenarnya mereka adalah warga desa sini yang merantau ke Jakarta, namun kembali untuk menghadiri pernikahan saudaranya. Tapi membawa beberapa teman yang ajakannya melawan negara,” ungkap Sunardi.
Sebenarnya, acara pengajian tersebut sudah dibatalkan warga melalui tokoh masyarakat, namun pada hari Ahad siang mereka melakukan kegiatan yang serupa di sebuah mushola pribadi milik salah seorang warga.
Ratusan warga yang marah menjelang asar, didominasi oleh pemuda karang taruna, menggrebek kegiatan tersebut. Kemarahan warga kian memuncak, karena KTP yang beridentitas Lukmanul Hakim ternyata palsu. Bukan saja sudah tidak berlaku namun foto yang ditempel tidak sesuai dengan aslinya.
Diantara tokoh penggrebekan itu adalah Taryanto, yang merupakan ketua Karang Taruna setempat, dan kader IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), Kusnanto yang juga kader IPNU dan biasa memimpin kegiatan Ratibul Hadad bagi remaja masjid.
“Pemerintah harus perhatian. Rumah warga desa yang berjauhan menjadi medan gerilya yang disukai oleh kelompok-kelompok ini,” ungkap Taryanto.
Akhirnya, sekitar pukul 16.30 WIB, tiga aparat dari Polsek Jatiyoso menjemput lima orang tersebut untuk memberikan keterangan lebih jauh di kantor. Warga juga menyita lap top yang di bawa pelaku untuk diserahkan ke kepolisian. (mad)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar