Kamis, 07 April 2011
Rahasia Keunggulan Para Tokoh Besar
"If I have been able to see further, it was only because I stood, on the shoulders of Giants."
Isaac Newton
Semua tokoh–tokoh terbesar dunia adalah para penyerap ilmu pengetahuan besar. Mereka mendapatkan pengetahuan besarnya, terutama dari membaca. Mereka adalah kutu buku kelas berat.
Harun al-Rasyid (dari Masa Keemasan Peradaban Islam, Zaman 1001 Malam) adalah penggemar karya-karya Plato dan Aristoteles.
Napoleon adalah pembaca kelas berat. Dia membaca tentang Alexander the Great, Julius Caesar (juga "Perang Galia"), Plutarch, Homer, Plato, Rousseau, berbagai buku tentang kemiliteran, sejarah, pemerintahan, geografi, bahkan membaca Al-Qur’an semasa ekspedisinya ke Mesir.
Isaac Newton sejak muda membaca karya para tokoh–tokoh besar masa lalu, "The Giants", Euclid, Kopernicus, Galileo, Descartes dan banyak lainnya.
Hitler adalah pembaca buku–buku militer, buku sejarah kebesaran Jerman, Bismarck, filosofi Nietzsche, dan banyak lainnya. Saat menganggur dipakainya untuk menghabisi buku–buku di perpustakaan di Wina, Austria.
Einstein suka bolos sekolah untuk bisa membaca lebih banyak.
John F. Kennedy tidak hanya pembaca buku. Ia menulis buku "Profiles in Courage" yang meraih penghargaan tertinggi Pulitzer tahun 1957.
Bill Gates (pendiri Microsoft, orang terkaya di dunia) menghabisi seluruh buku komputer di perpustakaan sekolahnya hanya dalam waktu beberapa minggu.
Alexander The Great kemanapun pergi selalu membawa buku cerita kepahlawanan pahlawan besar Achilles berjudul "Iliad " karangan Homer.
Mukjizat terakhir yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. adalah sebuah buku.
Bagaimana Dengan Tokoh-tokoh Besar Indonesia?
Sukarno sejak remaja (di hbs/SMU) sudah senang membaca buku-buku filsafat Voltaire dan Rousseau, tokoh-tokoh Marx, Karl Kautsky, dan Lenin, juga para bapak bangsa Amerika, Washington, Jefferson, dan Lincoln. Ada juga Ernest Renan dan H.G Wells. Sukarno juga belajar berpidato selain dari Tjokroaminoto juga dari membaca buku seperti dari Adler dan Jean Léon Jaurès (1859-1914), pemimpin sosialis Prancis. (Siapakah tokoh-tokoh yang begitu dikagumi Sukarno ini? lihat Wikipedia.org)
("selama masa hbs ia (Sukarno) bagaikan busa yang mengisap semua informasi intelektual yang bisa ia peroleh. 'Buku menjadi teman saya,' ceritanya." Kutipan dari Soekarno, Biografi 1901-1950, Lambert Giebels).
Mohammad Hatta memiliki perpustakaan besar, sangat besar. Jumlah bukunya? 30.000 buah. Ia sudah sangat gemar membaca sejak kecil. Semua Bapak bangsa Indonesia sejak sekolah menengah (Hbs) menguasai 4 bahasa sekaligus, Belanda, Prancis, Inggris, Jerman. Ini berarti mereka juga mempunyai kemampuan menyerap pengetahuan, dari 4 bahasa dunia sekaligus. Keunggulan mereka, daya belajar mereka, pengetahuan mereka yang unggul.. (cukup jelas kan kenapa mereka dulu bisa mengalahkan Belanda?)
Jika para tokoh bangsa Indonesia itu menyerap semua pengetahuan dunia seperti itu, bagaimana mungkin mereka tidak menjadi sejajar dengan para tokoh besar dunia?
Jika nanti Ratusan Juta Manusia Indonesia menyerap pengetahuan dari semua manusia-manusia terbesar dunia, bukankah ratusan juta manusia itu juga akan menjadi manusia-manusia yang unggul di dunia?
(Ratusan juta manusia yang akan menyerap semuanya, dari Nabi Muhammad, Napoleon, sampai Kennedy. Dari Leonardo da Vinci, Newton, sampai Einstein. Dari Adam Smith, Rockefeller, sampai Bill Gates. Buku. Membaca). Dan pastikan anak anda senang membaca, dia mungkin juga akan jadi orang besar.
Great Input = Great Mind.
(sinetron input = sinetron mind. Ratusan juta orang nonton sinetron = sinetron nation = dark ages..).
Read = Learn
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar