Jumat, 27 April 2012

'Jangan Biarkan Mahasiswa Dicekoki Ajaran Islam Radikal'




Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, terpilih masuk dalam Majelis Wali Amanat perwakilan masyarakat di Universitas Indonesia (UI), dan siap membersihkan kampus tersebut dari aliran Islam radikal.


Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dinilai sangat berbahaya jika terus menerus dicekoki ajaran Islam radikal. "Mahasiswa itu calon pemimpin bangsa, jangan sampai mereka terus menerus dicekoki ajaran Islam radikal," tegas Kiai Said di Jakarta, Selasa (27/4).


Di kampus UI, lanjut Kiai Said, sebagaimana lokasi perkuliahan umum lainnya saat ini diindikasikan tengah dikuasai oleh aliran Islam radikal. Salah satu indikasinya adanya banyaknya liqa' atau pertemuan-pertemuan di luar kampus yang mengajarkan aliran Islam radikal.


"Sudah banyak laporan yang saya terima. Dan pada kenyataannya memang di kampus-kampus umum seperti UI yang banyak di temukan. Di Universitas islam ada, tapi tidak sebanyak di kampus-kampus umum," urai Kiai Said. Untuk merealisasikan keinginan membersihkan kampus UI dari aliran Islam radikal, Kiai Said akan mengusulkan diperbanyaknya kegiatan ekstra kampus yang bernafaskan Ahlussunnah wal Jamaah.


Kiai Said masuk ke dalam Majelis Wali Amanat perwakilan masyarakat setelah dipilih oleh Senat Akademik Universitas Indonesia (UI), Kamis (26/4). Terdapat 5 nama lain selaing Kiai Said, masing-masing mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Alwi Abdurrahman Shihab, Anugrah Pekerti, Bagir Manan, Endriartono Sutarto.


Sebagai bagian dari Majelis Wali Amanat perwakilan masyarakat, Kiai Said dan sejumlah tokoh lainnya memiliki tugas memberikan nasehar, masukan dan ide-ide baru sebagai gagasan untuk pengembangan UI ke arah yang lebih bagus. Terdapat 3 program yang ingin diterapkannya, yaitu menjadikan UI sebagai universitas yang bisa diandalkan di Indonesia, serta bisa bersaing secara regional maupun internasional.


Kedua adalah membersihkan kampus UI dari kelompok Islam radikal, sementara yang ketiga adalah melaksanakan pemilihan pejabat setingkat rektor, wakil rektor, guru besar, dekan, kepala jurusan dan jabatan-jabatan lainnya secara objektif, bersih dan demokratis.  


SOURCE: http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37655-lang,id-c,nasional-t,+Jangan+Biarkan+Mahasiswa+Dicekoki+Ajaran+Islam+Radikal+-.phpx

Kamis, 26 April 2012

Cibir Mendiang Presiden, Sekjen Pengda FPI Diteriaki "Turun...!"




Habib Noval, Sekjen Pengurus Daerah (Pengda) Front Pembela Islam (FPI) diminta turun panggung saat memberikan ceramah agama di Graha Mahbub Djunaidi PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Jakarta, Senin (16/4) malam lalu. Ia diundang oleh Panitia Harlah PMII ke-52 tahun untuk memberikan nasihat di Pengajian Maulid Nabi SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke 52.

Noval adalah pembicara ketiga setelah Arif Mudatsir Mandan, ketua alumni PMII dan KH. Nuril Huda, seorang pendiri PMII di tahun 1960. Dalam ceramah agamanya, Noval berpesan agar para kader PMII turut partisipasi menegakkan syariat Islam. Untuk hal ini, kader PMII tampak setuju karena PMII adalah organisasi underbouw kemahasiswaan NU yang berhaluan Islam Ahlussunnah wal Jama‘ah dan kesetiaan pada 4 pilar bangsa, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam ceramah panjangnya, Noval menyebut-nyebut sejumlah ideologi yang dianggapnya anti syariat Islam. Liberalisme menjadi dominan dalam isi ceramahnya. Ia membilang sejumlah orang yang dianggap antek liberal. Ulil Abshar Abdalla nama yang kerap disebut. “Kami siap membunuh mereka yang anti syariat,” tandas Noval dengan penuh emosi di atas panggung.

Malam semakin larut, ceramah masih kondusif. Suasana mulai berubah ketika Noval beralih ke nama lain. Gus Dur, sapaan hangat KH AbdurrahmanWahid, presiden ke-4, dikatakan telah menghina Islam. Gus Dur dinilainya telah melanggar undang-undang penistaan agama dengan opini bahwa Alquran adalah kitab porno.

Ceramah yang terlalu panjang dengan larutnya malam semakin tidak proporsional. Gus Dur yang di mata kader PMII sebagai teladan aktivis rakyat, mulai digambarkan Noval dengan sebutan yang tidak pantas. Dari setiap sudut dan jajaran depan, suara yang meminta Noval turun panggung diteriakkan.

Ceramah Noval dinilai tidak sesuai dengan nafas Harlah PMII ke-52 yang bertema ‘Kembalikan Kedaulatan ke Tangan Rakyat’. Bagi kader PMII, Gus Dur adalah aktivis yang memahami jiwa dan karakter rakyat. Karenanya, kader PMII tidak gampang saja menerima hasutan Noval.

Mendengar tuntutan untuk turun panggung, Noval tampak gugup. Di luar dugaan, orasinya mendapat reaksi yang luar biasa. Noval lalu mencoba mengatur diri dengan mengubah isi pembicaraan. Sebelum turun panggung, ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada PMII ke-52.

Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke-52 ini juga dihadiri oleh lebih dari 200 kader PMII. Posisi PB PMII di Salemba Tengah, persis di simpang tiga jalanan. Membeludaknya para hadirin yang mengitari panggung, mempersempit badan jalan. Namun begitu, arus lalu lintas tatap mengalir lancar atas bantuan sejumlah kader PMII dan pemuda setempat.

SOURCE: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37526-lang,id-c,nasional-t,Jelekkan+Gus+Dur++Sekjen+Pengda+FPI+Diteriaki++Turun+++++-.phpx

Muhammadiyah Inginkan Pemerintah Ratifikasi FCTC





Sebagai salah satu negara penginisiasi Kerangka Kerja Konvensi tentang Pengendalian Tembakau atau yang sering disebut FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), sungguh menjadi ironi ketika Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi produk yang diperuntukkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia.

hal tersebut disampaikan wakil sekretaris Lembaga Hubungan Luar Negeri Pimpinan Pusat Muhammadiyah Deni Wahyudi Kurniawan saat ditemui di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya No.62, Jakarta Pusat, Selasa (24/04/2012). Menurut Deni, hal tersebut yang mendasari lembaga Hubungan Luar Negeri dan Majelis Pembina Kesehatan PP Muhammadiyah dan lembaga lainnya pada Jum'at 20 April 2012 lalu berdialog dengan Komnas HAM dalam rangka mendesak pemerintah untuk segera meratifikasi FCTC. Deni Wahyudi menambahkan, rencana ratifikasi FCTC merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melindungi rakyatnya dan hal tersebut sejalan dengan UUD 1945 dan sama sekali tidak bertentangan. Dengan angka kematian akibat rokok yang cukup tinggi di Indonesia menurut Deni, adalah sangat wajar seandainya pemerintah menjalankan konvensi tersebut. 

"FCTC adalah perjanjian supranasional yang bertujuan untuk melindungi generasi sekarang dan mendatang dari kesehatan buruk, konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi dari konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau, dengan memberlakukan serangkaian standar universal yang menyatakan bahaya tembakau dan membatasi penggunaannya dalam segala bentuk di seluruh dunia, Artinya, FCTC adalah salah satu bentuk Penegakan Nilai Hak Asasi Manusia Universal," jelas Deni. Muhammadiyah menurut Deni, mempunyai kepentingan terhadap diratifikasinya FCTC, karena salah satu keinginan Muhammadiyah adalah meningkatnya kesejahteraan dan terjaganya kualitas kesehatan masyarakat Indonesia yang tidak lain juga merupakan warga Muhammadiyah. 

Traktat Kerangka KerjaPengendalian Tembakau dari Badan Kesehatan Dunia ini (FCTC WHO) adalah perjanjian yang disetujui oleh Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada 21 Mei 2003.  FCTC WHO menjadi traktat internasional pertama yang didiadopsi berdasarkan Pasal 19 dari konstitusi WHO. Perjanjian itu mulai berlaku pada tanggal 27 Februari 2005. FCTC telah ditandatangani oleh 168 negara dan mengikat secara hukum di 174 negara yang meratifikasi maupun yang mengaksesi atau sekitar 90 persen negara di dunia. Indonesia sebagai salah satu Negara penginisiasi FCTC gagal untuk meratifikasi bahkan belum mengaksesi FCTC. 


SOURCE: http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-1069-detail-muhammadiyah-inginkan-pemerintah-ratifikasi-fctc.html




PBNU: Monopoli Sumber Produksi Langgar Sunnah Nabi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menilai, faktor utama kemunduran ekonomi negara Indonesia terletak pada keserakahan segelintir orang untuk memonopoli cabang-cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak. Selain menyengsarakan rakyat, kejahatan ini bertentangan dengan pesan mulia Nabi Muhammad SAW.

“Rasululah bersabda 14 abad yang lalu, tsalaasun annaasu fiihi syuraka’ al-maa’u, wan nar, wal kalaa’. Tiga hal yang harus dimiliki oleh rakyat, tidak boleh ada yang memonopoli: air, energi dan hutan,” tegasnya di depan ratusan kader NU dalam Pengukuhan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2012-2017 di Jakarta, Selasa (25/4) malam.

Hadir dalam kesempatan itu, Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudz, Wakil Rais Aam KH Mustofa Bisri, Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD, Ketua DPR Marzuki Ali, Ketua BPK Hadi Purnomo, dan sejumlah petinggi negara lainnya.



Menurut Kang Said, praktik monopoli yang hingga kini masih terasa telah mengakibatkan kehidupan masyarakat di Tanah Air mengalami kesenjangan dan krisis yang tak kunjung usai.

“Selama warning Rasululah masih dilanggar, krisis tidak akan berhenti. Selama energi, batu bara, gas, minyak, dimonopoli oleh pengusaha-pengusaha swasta yang males bayar pajak itu. Selama hutan dirusak lewat illegal logging. Krisis ekonomi tidak akan selesai.”

Kang Said menyatakan bahwa klausul dalam Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 Pasal 33 yang mengatur paradigma perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial sudah segaris dengan sunnah Nabi. Sehingga, pelanggaran terhadap pasal ini berarti pula pelanggaran terhadap semangat yang dijunjung Islam.

Ia berharap, dalam mengambil kebijakan ekonomi nasional pemerintah bisa bersikap lebih independen. Sebab telah terbukti ketergantungan republik ini pada skema ekonomi global membuat perekonomian Indonesia tidak berdaya dan melupakan misi kesejahteraan bagi rakyatnya sendiri.

“Saat kurs keuangan yang di sana (negara-negara maju, red) melambung saja, kita sudah mengalami krisis. Ini bukti bahwa rupiah kita sama sekali tak berdaya,” katanya.

SOURCE: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37625-lang,id-c,nasional-t,Kang+Said++Monopoli+Sumber+Produksi+Langgar+Sunnah+Nabi-.phpx

Bullish on Indonesia



The growing middle class here continues to spend at an unprecedented rate, undaunted by the slowdown in global growth or by infrastructure and policy gridlock at home, business leaders say.

James Riady, chief executive of Lippo Group 0226.HK +0.72% —one of Indonesia's largest conglomerates, with a range of interests including property and supermarkets—says there have been no signs of a slowdown in the spending by Indonesians that helped give Southeast Asia's largest economy one of the world's strongest growth rates last year.

Economists warn that Indonesia's growth could hit a wall soon, since President Susilo Bambang Yudhoyono's coalition government has been unable to build much-needed infrastructure or pass important economic and political changes. Standard & Poor's—the last major ratings service to rate Indonesian debt as junk—on Monday decided not to upgrade the country's credit rating, citing "policy slippages," such as the government's failure to raise fuel and electricity prices.

Still, spending doesn't seem to be slipping, Mr. Riady says. Whether it is shoppers at the company's malls, subscribers to its television and broadband services or home buyers at its apartment complexes, Lippo Group continues to see strong growth and expects it to continue for the next five years as wealth spreads to the Indonesian archipelago's far-flung islands.

"We are entering a golden era where consumers are just starting to enjoy more than just the basics," Mr. Riady said in an interview Monday. "It's propelling consumer sales to amazing new levels."

Indonesia's increasingly confident consumers are a primary reason why its gross domestic product rose 6.5% last year and could climb around the same pace this year. Unlike many of its Asian neighbors, Indonesia isn't dependent on exports for growth, so it has been able to shine while other Asian economies have struggled as their customers in the U.S. and Europe suffered.

Continued consumer confidence here will help decide whether the country can become the next great boom market in Asia, after China and India, economists say.

If measured by the number of people that make at least $3,000 a year, Indonesia's middle class made up 50 million of its nearly 250 million people in 2009, and that will triple to 150 million by 2014, according to investment firm PT Nomura Indonesia.

Motorcycle sales, for example, jumped to more than eight million last year, more than double the level five years earlier.

Middle-class spending will continue to climb, and power the Indonesian economy over the next five to 10 years, says Fauzi Ichsan, senior economist at Standard Chartered Bank in Jakarta. Indonesia's population is young, with a median age of 28.2 years, according to the CIA Factbook. That means a growing percentage of the population will be in the working and spending periods of their lives relative to those who are retired.

Meanwhile, the banking sector is just taking off and as the sector expands, it will become easier for average Indonesians to get loans to pay for their new lifestyles.

Mr. Riady says Lippo Group's home sales, largely to the middle class, will be around $450 million this year, up from $100 million two years ago. He says sales at the group's hypermarkets will rise 40% this year from last and sales at its department stores will increase 25%. Mr. Riady predicts similar growth rates for the next three years.

As the middle class demands better health care, Lippo Group is building hospitals across the country. The group plans to have 14 hospitals by year-end and add around 10 a year for the foreseeable future.

Given new private and government investment in hospitals, Philips Electronics NV PHG +0.20% says it expects its annual health-care equipment sales in Indonesia—which are already growing faster than in China and India—to more than quadruple in the next three years.

"It's really exciting growth," coming from all over the country, says Wayne Spittle, Asia-Pacific head for Philips Healthcare.

Some economists warn that the market could be overheating, putting too many cars on the road and pushing up property prices. Indeed, the central bank last month ratcheted up restrictions on loans for motorcycles, mortgages and cars.

Still, rising incomes are expected to continue to boost demand for a variety of items, from smartphones, to refrigerators, to cut-price airline tickets.

"We have passed $3,000 GDP per capita, which has been a benchmark beyond which people are starting to have real money to spend," and that is creating more growth and new businesses, Mr. Riady says. "There is so much more to be done."

SOURCE: http://online.wsj.com/article/SB10001424052702303990604577365462350890828.html?mod=SEA_LeadStory

Michael Bloomberg Orang Kaya yang Doyan Berkendaraan Umum




Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Pameo itu tampaknya sungguh tepat untuk menggambarkan kesuksesan yang diraih Michael Bloomberg -- pendiri Bloomberg LP - perusahaan penyedia berita, data dan analisis bagi profesional keuangan seluruh dunia. Berkat perusahaan layanan perangkat lunak finansial yang didirikannya pada 1981 itu, kini Bloomberg menjadi seorang multi-miliuner.

Tak hanya itu, pengusaha yang terlahir pada 14 Februari 1942 itu juga telah dua kali terpilih sebagai walikota New York City. Bahkan, dalam pemilihan presiden AS 2008 mendatang, Bloomberg pun mencalonkan diri sebagai calon independen. Sejak 19 Juni 2007, dia resmi meninggalkan Partai Republik yang telah membesarkannya di dunia politik.

Dia menyelesaikan pendidikannya di John Hopkins University pada 1964 dan menyandang gelar Bachelor of Science teknik listrik. Saat kuliah, Bloomberg tergabung dalam Phi Kappa Psi. Setelah itu, dia juga menyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dari Harvard Business School. Bloomberg pun sangat menyukai organisasi kepanduan.

Sebelum mendirikan Bloomberg LP, pria yang berdarah Rusia-Polandia itu adalah mitra umum di Salomon Brothers. Di perusahaan itu dia memimpin perdagangan ekuitas, penjualan dan system pengembangan. Bloomberg meraih keberhasilan dan peruntungannya setelah mendirikan Bloomberg LP yang menjual informasi keuangan kepada perusahaan-perusahaan di Wall Street. Tak Cuma itu, dia pun mendirikan jaringan radio.

Sukses menguasai informasi keuangan membuat Bloomberg mampu menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada 2006, majalah Forbes mendaulatnya sebagai orang terkaya ke-34 di Amerika Serikat (AS). Tahun ini, dia bertengger di nomor 142 daftar orang terkaya di dunia dengan total harta mencapai 115 miliar dolar AS.

Meski telah menjabat walikota, Bloomberg memutuskan untuk tak tinggal di Gracie Mansion - rumah dinas semacam pendopo. Dia lebih memilih tinggal di rumahnya sendiri yang beralamat di Upper East Side (17 East 79th Street antara Madison dan Fifth Avenues). Bloomberg juga tetap mempertahankan alamat rumahnya tercantum dalam white pages. Dia pun tak segan-segan untuk pergi ke Balai Kota dengan menumpang subway. Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Bloomberg juga memiliki rumah di Inggris dan di wilayah Inggris Bermuda. 

Kehadiran Bloomberg LP telah membuat para profesional keuangan sangat tergantung pada pemberitaan yang akurat tentang harga, data indikatif, berita laporan analisis, laporan multimedia dan komunikasi elektronik yang disajikan Bloomberg 24 jam sehari. Sebagai wujud terima kasihnya, Bloomber pun telah menyumbangkan dana bagi almamaternya, Johns Hopkin University sebesar 300 juta dolar AS. Dia pun menyumbangkan sebagian hartanya untuk memerangi berbagai penyakit.

SOURCE: http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/12/04/24/m2zj2l-michael-bloomberg-orang-kaya-yang-doyan-berkendaraan-umum

Serangan Teroris Eropa Turun

DEN HAAG (ANP) - Jumlah serangan teroris di Uni Eropa turun, baik yang gagal dan yang berhasil. Jaringan polisi Uni Eropa mencatat pada tahun 2011 lalu ada 174 insiden terorisme di tujuh negara, antara lain di Prancis (85), Spanyol (47) dan Britania Raya (26). Belanda tidak masuk dalam daftar. 


Jumlah penahanan tersangka teroris juga turun. Secara keseluruhan ada 484 orang yang ditahan, 172 orang di prancis, 69 di Irlandia dan 64 orang di Spanyol. Di Belanda terjadi tiga penangkapan. Menurut Rob Wainwright dari Europol, serangan terorisme di Uni Eropa masih menjadi ancaman penting. Ia memperingatkan munculnya teroris tunggal seperti Anders Behring Breivik dari Oslo yang diadili karena serangan teroris yang menelan 77 korban tewas.


Eropa juga harus waspada atas serangan yang mungkin dilakukan oleh grup-grup yang terinspirasi oleh Al Qaeda. Waainwright menyatakan kekhawatirannya bahwa Olimpiade di London kemungkinan akan menjadi target serangan teroris. © ANP/AFP SOURCE: http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/bulletin/serangan-teroris-eropa-turun