Kamis, 28 April 2011

JK: Bahaya, Saat Bicara Persatuan dan NKRI, Masih Ada Kelompok yang Sebut NII





Friday, 29 April 2011 10:25 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keresahan yang dialami masyarakat, terutama umat Islam soal keberadaan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) harus direspons pemerintah dalam tindakan yang tegas. "Pemerintah harus tegas dan menindak siapa-siapa yang berada dibalik gerakan itu (NII)," kata mantan wakil presiden M Jusuf Kalla.

Dikatakan JK, gerakan itu sangat berbahaya. Apalagi ketika melihat konteks persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari konteks persatuan itu, kata JK, sudah seharusnya pemerintah dan juga masyarakat untuk menyelesaikan dan melawan gerakan separatis macam itu.

"Sangat berbahaya, saat berbicara tentang persatuan dan NKRI masih ada kelompok yang berbicara tentang NII," katanya.
Redaktur: Siwi Tri Puji B

'Basis NII Berada Di Garut'






Thursday, 28 April 2011 18:48 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Polri menyebut Garut, Jawa Barat, menjadi salah satu basis gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Namun Polri belum berencana untuk memeriksa Panji Gumilang, orang yang disebut-sebut sebagai Presiden NII.

"Kalau mau memeriksa Panji Gumilang kan harus ada persangkaannya terlebih dahulu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (28/4).

Boy menjelaskan, salah satu basis NII berada di kawasan Garut, Jawa Barat. Basis tersebut merupakan sisa-sisa dari kekuatan DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo pada 1949.

Untuk memeriksa Panji Gumilang, Boy berkelit, tidak semudah itu. Pasalnya belum ada pembuktian jika NII melakukan kegiatan makar. Selama ini, NII bergerak secara sembunyi-sembunyi alias bawah tanah.

Jika NII telah melakukan gerakan secara terang-terangan dan mendeklarasikan negara lain selain Indonesia, polisi baru dapat bertindak. "Sampai saat ini kan masih seperti cerita dari mulut ke mulut," kilahnya. Bilal Ramadhan

AM Fatwa: Dulu NII 'Mainan' Ali Murtopo






Kamis, 28 April 2011 17:08 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (DPD), AM Fatwa, menyatakan di balik NII dulu ada Ali Murtopo yang dikenal sebagai petinggi militer Indonesia. Fatwa menuding Ali sebagai aktor penting yang bermain di balik aksi radikal berupa pemboman yang terjadi dahulu.

"Dia mengadopsi konsep komando jihad Abdul Kadir Jaelani," ungkapnya di tempat kerja, Kamis (28/4). Komando jihad Abdul Kadir dinilainya tidak masalah karena merangkul anak muda untuk melakukan aksi-aksi positif, mengaktualisasikan potensi diri, dan mengembangkan minat, dan bakat. Berbeda dengan komando jihad bentukan Ali, cenderung mengarah kepada aksi-aksi radikal yang meresahkan, bahkan mengancam keamanan dan pertahanan negara. "Ini NII baru," jelas Fatwa.

Fatwa menyebutkan, mendiang Ali Moertopo merekrut mantan pejuang DI/TII yang kini dinamakan Negara Islam Indonesia (NII) untuk melakukan aksi-aksi radikal. Mantan pejuang DI/TII atau kini NII itu ditipu oleh seorang intelijen, Djaelani. Kelompok inilah yang merusak kantor polisi dan merekayasa pembajakan Pesawat Garuda Indonesia di Woyla, Thailand. Selain itu, kelompok ini diduga terlibat rekayasa sejumlah kasus kekerasan, seperti pencurian senjata api di sebuah tempat.

Bagaimana dengan NII sekarang, apakah sama dibuat oleh Ali Moertopo atau antek-anteknya? Fatwa tidak menjawab. "Saya tidak mengetahui masalah itu," ungkapnya. Dia hanya menjelaskan permasalahan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII) sudah ada sejak lama, bahkan sampai saat ini.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
Reporter: Erdy Nasrul

Warta: PMII Surabaya Instruksikan Semua Komisariat Antisipasi NII





Jumat, 29 April 2011 10:22
Surabaya, NU Online
Isu penculikan dan cuci otak atas sejumlah mahasiswa oleh jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Malang dan beberapa daerah lain di Indonesia memantik perhatian khusus dari pimpinan cabang PMII Surabaya.

Ketua Umum PC PMII Surabaya Salim Ashuri, mengatakan, PMII Surabaya telah merapatkan barisan untuk mengantisipasi kemungkinan gerakan NII ini akan terjadi di Surabaya. Pasalnya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dengan puluhan perguruan tinggi, Surabaya pasti menjadi daerah daftar target sasaran kelompok jaringan NII ini.

Bahkan, tegas pria kelahiran Lamongan ini, PMII Surabaya telah menginstruksikan semua komisariat dan rayon PMII se Surabaya untuk melakukan langkah-langkah antisipasi bagi mahasiswa di tingkat kampus masing-masing.

“Kami telah instruksikan ke 10 komisariat PMII untuk mensosialisasikan soa bahaya NII ini, kemudian komisariat diteruskan kepada rayon-rayon dibawahnya, “ teranga alumnus IAIN Sunan Ampel ini, di Surabaya, Kamis (28/4).

Ditambahkan Cak Salim – sapaan akrabnya- gerakan NII ini sangat membahayakan bagi keutuhan NKRI. Sehingga, menurutnya, NII jangan sampai mempengaruhi pikiran mahasiswa. “Kalau NII sampai mempengaruhi pikiran mahsiswa ini cukup bahaya,” imbuhnya.

Dengan demikian, Cak Salim meminta semua pihak untuk melakukan langkah tegas dan cepat. “Aparat kepolisian harus bergerak cepat dan menindak tegas para pelaku yang merekrut para mahasiswa tersebut,” pinta Cak Salim.

Ditanya soal mengapa yang menjadi target NII adalah mahasiswa, Cak Salim menyatakan, setidakn ya karena dalam diri mahasiswa terdapat potensi besar, yaitu mahasiswa memiliki “baju” idealisme dan militansi. Sehingga, jika dalam diri mahasiswatelah dirasuki sebuah keyakinan tertentu, maka keyakinan itu pasti akan diperjuangkan mati-matian.

“Kami yakin, jika doktrinasi NII telah berhasil menyusup ke alam pikiran mahasiswa, bisa dipastikan mahasiswa itu akan berjuang dalam mewujudkan idealisme tersebut, (NII, red) ini harus diantisipasi sejak dini,” tegasnya.

Seperti diberitakan, kini setidaknyaterdapat 4 mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yang telah menjadi korban NII. Bahkan dua mahasiswi Unair yang menjadi korban NII tersebut bukan hanya berhasil dibaiat menjadi anggota NII, melainkan juga telah memberikan “sedekah” cuma-cuma sebesar Rp. 30 juta kepada kelompok NII tersebut. (Hdy)

Makkah di Mata Snouck Hurgronje






Kamis, 28 April 2011 10:22 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Foto-foto dari Mekkah, yang belum pernah dipublikasi, kini dikumpulkan di buku Rijksmuseum Amsterdam. Foto dibuat di abad ke-19 oleh ilmuwan Belanda Christiaan Snouck Hurgronje.

Hurgronje salah satu orang Barat pertama masuk kota Mekkah. Di zaman itu orang Barat dilarang ke Mekkah. Ia satu-satunya orang Barat yang pernah mengunjungi kota suci dengan menyamar. Snouck Hurgronje diperbolehkan mengunjungi Mekkah, karena telah masuk Islam. Nama Islamnya Abdul Ghaffar.

Hingga sekarang tidak jelas apakah Snouck Hurgronje benar-benar seorang muslim saleh. Yang pasti, ia salah satu orang Belanda pertama yang menyadari betapa pentingnya mengerti lebih banyak tentang Islam, karena di zaman itu Hindia Belanda yang Islam - Indonesia sekarang - adalah jajahan penting Belanda.

Di antara foto-foto yang dikumpulkan dalam buku itu, ada enam foto yang menarik perhatian. Foto itu dibuat Snouck Hurgronje secara diam-diam dengan kamera kecil. Foto itu dipublikasikan dalam buku Durkje van der Wal, Christiaan Snouck Hurgronje, The First Western Photographer in Mecca, 1884-1885. Buku foto ini merupakan bagian dari serial 'Rijksmuseum Studies in Photography'.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: RNW

Warta BIN Selidiki Kaitan Ponpes Al Zaytun dengan NII





Kamis, 28 April 2011 16:57

Jakarta, NU Online

Ketua Majelis Ulama Indonesia, Amidhan, mendesak pemerintah segera bertindak tegas dengan radikalisme NII yang akhir-akhir ini berkembang. Sikap tegas, kata Amidhan, supaya tidak semakin membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Sebenarnya lokasi-lokasi, tempatnya dan siapa yang bertanggung jawab, pemerintah sudah tahu," kata Ketua MUI Amidhan dalam diskusi di gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis.

Diskusi mingguan bertema "Radikalisme berkedok agama, ancaman untuk NKRI" menghadirkan pembicara Ketua MUI Amidh, an, anggota wakil komisi I F-PDI-PTubagus Hasanudin, anggota komis I F-Hanura Dr Susaningtyas Kertopati dan Ketua "Moderate Muslim Society" Zuhairi Musrawi.

Amidhan juga menyinggung menjelaskan bahwa berbagai peristiwa kekerasan seperti di Cikeusik, Temanggung sesuatu yang sengaja dibuat untuk menyudutkan umat Islam.

Menyangkut NII, Amidhan menjelaskan bahwa tahun 2005 MUI pernah melakukan penelitian di pondok pesantren Al-Zaytun. Hasil penelitian MUI tambah Amidhan, menemukan adanya dua entitas. Pertama, Al-Zaytun itu sendiri dan KW9.

"Di sana (Al-Zaytun) ada lingkar luar dan ada lingkar dalam," ucap Amidhan, mengungkapkan. Amidhan menjelaskan bahwa yang berada di lingkar dalam itulah yang ajarannya aneh, dan ada kemungkinan adanya hubungannya dengan NII, maupun KW9.

"Hasil penelitian ini sudah MUI sampaikan ke Depdiknas dan Mabes Polri. Aparat tahu sekali, intelijen juga tahu. Kami tahu itu, tapi itu bukan domain otoritas kita. Makanya kita serahkan ke keamanan," kata Amidhan, menegaskan. (ant/mad)

Pelantikan PW IPM Kalbar, Bukti Kebangkitan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan



Selasa, 26-04-2011



Pontianak- Pelantikan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan barat (PW IPM Kalbar) periode 2011 -2013, alhamudilillah selesai dilaksanakan, ini artinya pengukuhan kepengurusan yang baru sudah resmikan. Acara ini dilaksanakan tanggal 24 april 2011 di aula SMA Muhammadiyah 1 Pontianak, yang dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan barat, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang dihadiri langsung oleh Latif Ajron, beserta para tamu undangan .

Semetara itu dalam sambutan ketua baru Ipmawan Muliani, PW IPM Kalbar telah bangkit dari tidur panjangnya selama 8 tahun yang tidak aktif bergerak di kalangan Pelajar. IPM harus berpera dalam segala hal, terutama dalam masalah Muhammadiyah dan Pemerintah, dan dapat menghidupkan kembali semangat beroganisasi di kalangan pelajar terutama di wilayah kalimantan barat. Selain itu, IPM merupakan awal dari proses perkaderan di peryarikatan muhammadiyah.

Sehinga menjadi tugas pokok PW IPM periode 2011-2013 membangun kembali IPM di Kalbar dari Pimpinan wilayah sampai Pimpinan ranting (sekolah-sekolah Muhammadiyah). Adapun program yang akan diusung PW IPM Pengkaderan dan Pembinaan kader, 1700 Da’i pelajar di Kalbar, Majalah Pelajar dan Olimpiade Sains, Pameran Seni dan Budaya dll.

Pimpinan Pusat IPM, Latif Ajron berpesan agar kader IPM di Kalbar ini dapat eksis dan menjadi kader yang dapat diteladani pelajar dalam hal ibadah, keorganisasian, dan pretasi, sehingga dapat mewujudkan IPM sebagai rumah pelajar kreatif di Indonesia. IPM pernah mendapatkan penghargaan sebagai Organisasi Pelajar terbaik 1 Se-Asia Tenggara (ASEAN TAYOUTH), hal ini seharusnya menjadi motivasi dan semangat baru untuk kawan-kawan aktif dan bergerak bersama IPM.

Dalam tausiyah singkat dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar “IPM merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom) yang berperan dalam gerakan dakwah islam amal makruf nahi mungkar di kalangan pelajar. IPM juga mampu meposisikan diri segagai garda terdeapan sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amanah dan amal usaha Muhammadiyah. PWM Kalbar berharap kepada kader IPM harus mampu bangkit dan meletakan pondasi awal karena IPM merupakan salah satu jenjang awal menjadi Kader yang memeiliki militansi yang kuat di persyarikatan Muhammadiyah sehingga dapat menggantikan Posisi kami sebagai Pimpinan di Muhammadiyah” Ujar Ayahanda Ibrahim Norsam, Dr. M.kes. (www.ipm.or.id)

Warta : Kang Said: NU Tidak Radikal, Bukan Pula Liberal



Kamis, 28 April 2011 15:00




Jakarta, NU Online
Sikap NU yang memosisikan diri di tengah-tengah ideologi yang ekstrem adalah pengorbanan yang luar biasa. “Sikap NU yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan tawassuth (moderat) adalah hal yang tidak mudah. Karena sering mendapatkan tekanan dan tantangan dari banyak pihak,” kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, di Jakarta, 28 April 2011.

Dengan posisinya yang moderat, NU sering mendapatkan serangan dari banyak pihak. Menurut pria yang akrab disapa Kang Said ini, hal itu sangat wajar karena moderat adalah posisi yang tidak mudah. “Saya tegaskan, NU tidak radikal, bukan pula liberal. NU ada di tengah dengan tetap memegang teguh akidah ahlussunnah wal jamaah,” tegas doktor lulusan Ummul Qura ini.

Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar akan terus menjalankan perilaku yang diajarkan Rasulullah. Kang Said menjelaskan, Nabi Muhammad diutus dengan mengemban tugas profetik atau tugas suci untuk menyempurnakan akhlak manusia.

“Tentu saja ini tugas yang sangat berat, dan misi yang hampir mustahil karena mengembangkan akhlak atau moralitas di tengah masyarakat dengan budaya jahiliyah yang sangat mapan, dengan sistem sosial yang diskriminatif, sistem ekonomi yang menghisap, sistem kekuasaan yang menindas, dan sistem keagamaan yang penuh kemusyrikan,” lanjut Kang Said.

Masalah yang dihadapi Nabi tersebut sedemikian kompleks dan mengakar. Pembongkaran dan perombakan yang diemban dalam tugas profetik Nabi Muhammad ialah menggantinya dengan sistem kehidupan baru yang lebih adil dan manusiawi.

Kang Said juga menegaskan komitmen NU dalam menjaga esensi kemanusiaan dalam berbangsa dan negara di tengah realitas kemajemukan. “Maka kita perlu menyadari bahwa seseorang tidak mungkin dapat melangkah sendirian tanpa orang lain. Semua kelompok masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Komitmen berbangsa dan bernegara berarti komitmen untuk tidak melakukan penindasan, diskriminasi, serta aksi kejahatan lainnya terhadap kelompok anak bangsa sendiri, hingga bangsa dan negara lain,” pungkas Kang Said. (bil)

Rabu, 27 April 2011

Pepi Fernando Mantan Aktivis NII

Rabu, 27 April 2011 | 16:25 WIB


Ismoko Widjaya, Eko Huda S

SOURCE: VIVAnews

- Gembong teroris bom buku dan bom Serpong, Pepi Fernando, pernah masuk organisasi Negara Islam Indonesia. Pepi yang juga mantan sutradara film dokumenter itu aktif dalam kegiatan NII sekitar tiga tahun lalu.

"(Pepi) Pernah menjadi aktivis NII sekitar tahun 1998," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 27 April 2011.

Namun demikian, menurut Boy Rafli, suami Deny Carmelita, karyawan Badan Narkotika Nasional yang juga sudah menjadi tersangka itu kemudian memutuskan untuk keluar dari NII. "Dia keluar, memutuskan pisah karena merasa tak sejalan," kata Boy.

Penyidik masih mendalami sejauh mana keterlibatan Pepi dalam NII. Belum banyak fakta yang dapat dikuak dari keterlibatannya. Dalam penggeledahan di rumah Pepi, Densus 88 menemukan buku NII yang diduga milik Pepi.

Buku NII yang ditemukan yakni, 'Sepak Terjang KW 9 Abu Toto Menyelewengkan NKA-NII Pasca SM Kartosoewiryo'. Kemudian ada juga judul lain seperti, 'Musuh Darul Islam', 'Kisah Dajjal', 'Mega proyek Kedua Al Qaeda', 'Prinsip-prinsip Jihad Dr. Abdulah Azzam,' 'Membina Angkatan Mujahidin', 'Jihad dan Khas Kelompok Yang Dijanjikan', dan sebagainya.

Mabes Polri sendiri telah menetapkan status Pepi sebagai tahanan terkait kasus bom buku dan bom serpong. Dia dituduh menjadi otak rentetan teror bom tersebut. Pepi akan menjalani masa tahanan hingga 25 Agustus 2011. (umi)
• VIVAnews

Warta: Mahasiswa ITB Paling Banyak Direkrut Oleh NII






Rabu, 27 April 2011 13:02

Bandung, NU Online

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi yang paling banyak direkrut sebagai anggota baru aktivis Negara Islam Indonesia (NII) gadungan.

"Dari empat kampus ITB, Unpad, Polban dan UPI, ITB sudah sejak dulu digoyang NII. Mahasiswa ITB menjadi yang terbanyak direkrut sebagai anggota NII oleh aktivitis NII gadungan," kata Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M Da`i dalam jumpa pers di Masjid Al Fajr Jalan Situsari VI Cijagra, Bandung, Selasa.

Unpad adalah Universitas Padjadjaran, UPI singkatan dari Universitas Pendidikan Indonesia, sedangkan Polban adalah Politeknik Negeri Bandung.

Ia mengatakan, data mahasiswa di Kota Bandung yang direkrut NII Gadungan didasarkan pada data yang dimiliki FUUI pada 2002-2003.

Menurutnya, jumlah mahasiswa ITB yang direkrut oleh NII Gadungan mencapai 200 orang.

"Pada saat itu, pihak rektornya melapor kepada kami bahwa ada sekitar 200 mahasiswanya yang tidak masuk kuliah, tidak bayar SPP hingga akhirnya di DO (Drop Out) karena ikut NII," ujar Athian.

Ia menambahkan, mahasiswa yang telah direkrut menjadi anggota NII telah meresahkan pihak kampus Polban.

"Pasalnya, diantara empat orang diantara kaum yang telah direkrut oleh NII adalah dosen yang menjabat di Polban," ujarnya.

Dia mengataikan, salah satu penyebab banyaknya mahasiswa ITB direkrut masuk NII karena kurangnya pemahaman mereka terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. "Bisa jadi karena itu, mereka kurang memahami ajaran Islam yang sebenarnya," katanya.

FUUI akan akan mengundang perwakilan kampus dan sekolah untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Islam. (ant/mad)

“Kitab Kuning”, Apa Yang Terbayang Dalam Benak Anda ?





Apakah Kitab Kuning seakan-akan suatu “Momok” yang menakutkan, ketika ada seorang ustadz yang menerangkan bahwa ilmu-ilmu yang dimilikinya berasal dari kitab kuning ? Kitab Kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di Indonesia ditulis ulang dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan daerah setempat. Misalnya : versi Jawa; ditulis dengan huruf Arab tetapi dengan bahasa Jawa. Versi Sunda, versi Melayu dll. Karena warna kertasnya berwarna kuning, akhirnya untuk memudahkan penyebutan kitab tersebut, maka dikatakan “Kitab Kuning”, yaitu hakikat sebenarnya suatu kitab atau buku yang kertasnya berwarna kuning. Buku atau kitab ini umumnya diajarkan di Pondok-pondok Pesantren Tradisional.

Buku Putih, disebut buku putih karena kertas buku yang berwarna putih, dan ditulis pada umumnya menggunakan huruf Latin. Bisa jadi hasil dari terjemahan kitab kuning tadi. Bisa juga berupa buku yang ditulis bersumber dari berbagai referensi (maraji’) dengan berbahasa Indonesia sehingga menjadi lebih mudah dimengerti dan dipahami bagi kalangan pembaca yang tidak mengerti bahasa Arab atau tidak bisa membaca tulisan yang menggunakan huruf Arab, baik versi Arab asli atau Arab Melayu dll. Namun perlu diperhatikan ! walaupun merupakan terjemahan, akan tetapi sesuai dengan maksud teks buku aslinya. Sumber pengambilan (referensi/maraji’) jelas, dan dapat dilacak sesuai teks buku aslinya bagi yang mengerti bahasa Arab. Buku ini juga memuat huruf Arab, terutama ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits, hanya saja dengan terjemahan huruf Latin.

Ummat Islam Indonesia menggunakan kata yang berbeda untuk menyebut buku-buku yang ditulis dengan huruf Latin dan huruf Arab. Untuk buku-buku yang berhuruf Latin, mereka menyebutnya “Buku”, sedangkan yang berhuruf Arab, mereka menyebutnya “Kitab”.

Format Kitab Kuning yang paling umum dipakai lebih sedikit kecil dari kertas kuarto (ukuran 26 cm) dan tidak dijilid, tetapi ada juga yang dijilid. Lembarang-lembaran (koras-koras) yang tak terjilid tadi dibungkus kulit sampul, sehingga para santri dapat membawa hanya satu halaman yang kebetulan sedang dipelajari saja. Umumnya huruf arab ditulis atau dicetak tanpa mengunakan harakat (tanda baca), atau dikenal dengan istilah “Arab Gundul” atau “Pegon”.

Sebenarnya tidak berbeda seandainya kitab tadi dicetak dengan memakai kertas berwarna putih, hanya saja sebagian penerbit sengaja mencetak kitab-kitab tersebut di atas kertas berwarna kuning, karena tampaknya kitab berwarna kuning ini juga menjadi kelihatan lebih klasik di pikiran para pemakainya atau pembacanya. Bahkan harga kitab kuning cetakan versi Beirut misalnya, relative agak mahal harganya daripada cetakan versi Indonesia. Walaupun isi tidak ada perbedaan sama sekali.


Dibawah ini, contoh sebagian Judul-judul kitab kuning atau dianggap Kitab Kuning yang beredar di Indonesia:

Bidang Fiqh:

Fathul Mu’in, Ianah Thalibin, Taqrib, Fath Al Qarib al Mujib, Kifayatul Akhyar, Bajuri, Iqna’, Minhaj At Thalibin, Minhaj at Thullab, Fathul Wahab, Mahalli, Minhajul Qawwim, Safinah, Kasyifat Al Saja, Sullam al Taufiq, Tahrir, Riyadh al Badiyah, Sullam Munajat, Uqud al Lujain, Sittin/Syarah Sittin, Muhazzab, Bughyat al Mutarasyidin, Mabadi Fiqhiyah, Fiqh Wadih, Sabilal Muhtadin.

Bidang Ushul Fiqh :

Waraqat/Syarah al Waraqat, Lathaif al Isyarat, Jam’ul Jawami’, Luma’, Al Asybah wa al Nadhir, Bayan, Bidayah al Mujtahid,

Bidang Aqidah :

Ummul Barahin, Sanusi, Dasuqi, Syarqawi, Kifayatul Awam, Tijanud Daruri, Aqidatul Awam, Nuruzh Zhulam, Jauharut Tauhid, Tuhfatul Murid, Fathul Majid, Jawahirul Kalamiyah, Husnul Hamidiyah, Aqidatul Islamiyah.

Bidang Tata Bahasa Arab, Tajwid dan Logika :

1. Ilmu Sharf : Kailani/Syarah Kailani, Maqshud/Syarah Maqshud, Amtsilatut Tashrifiyyah, Bina’.

2. Ilmu Nahwu : Jurumiyah/Syarah Jurumiyah, Imrithi/Syarah Imrithi, Mutammimah, Asmawi, Alfiyah, Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyah, Qatrun Nada, Awamil, Qawaidul ‘Irab, Nahwu Wadhih, Qawaidul Lughat.

3. Balagah : Jauharul Maknum, Hidayatus Shiban.

4. Mantiq : Sullamul Munauraq, Idhahul Mubham.

Bidang Tafsir Al Qur’an :

Tafsir Jalalain, Tafsirul Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, Jamiul Bayan (Tafsir Thabari), Tafsir Maraghi, Tafsirul Manar.

Ilmu Tafsir : Itqan, Itmamud Dirayah

Bidang Hadits :

Bulugul Maram, Subulus salam, Riyadhus Shalihin, Shahih Bukhari, Tajridush Sharih, Jawahir Bukhari, Shahih Muslim/Syarah shahih Muslim, Arbain Nawawi, Majalisus Saniyah, Durratun Nasihin, Tanqihul Qaul, Mukhtarul Ahadits, Ushfuriyah, Baiquniyah, Minhatul Mugits.

Bidang Akhlaq dan Tasawwuf :

Ta’limul Muta’alim, Wasaya, Akhlaq lil Banat, Akhlaq lil Banin, Irsyadul Ibad, Ihya Ulumuddin, Sairus Salikin, Bidayatul Hidayah, Maraqil Ubudiyah, Hidayatus Salikin, Minhajul Abidin, Sirajut Thalibin, Al Hikam, Hidayatul Adzkiya, Kifayatul Atqiya, Risalatul Muawanah, Nashaihud Diniyah, al Azkar.

Sirah Nabawiyah :

Khulashah Nurul Yaqin, Barzanji, Dardir.
————————————————————————————————-
SEKILAS TENTANG KITAB KUNING

Kitab kuning adalah istilah yang disematkan pada kitab-kitab berbahasa Arab, yang biasa digunakan di banyak pesantren sebagai bahan pelajaran. Dinamakan kitab kuning karena kertasnya berwarna kuning.



Sebenarnya warna kuning itu hanya kebetulan saja, lantaran dahulu barangkali belum ada jenis kertas seperti zaman sekarang yang putih warnanya. Mungkin di masa lalu yang tersedia memang itu saja. Juga dicetak dengan alat cetak sederhana, dengan tata letak lay-out yang monoton, kaku dan cenderung kurang nyaman dibaca. Bahkan kitab-kitab itu seringkali tidak dijilid, melainkan hanya dilipat saja dan diberi cover dengan kertas yang lebih tebal.

Namun untuk masanya, kitab kuning itu sudah sangat bagus, ketimbang tulisan tangan dari naskah aslinya. Sampai hari ini sebenarnya kitab kuning masih ada dijual di toko-toko kitab tertentu. Sebab pangsa pasarnya pun masih ada, meski sudah jauh berkurang dengan masa lalu.

Yang menarik, harganya pun sangat bersaing. Bayangkan, kitab-kitab itu hanya dijual dengan harga Rp 5.000-an saja hingga Rp 10.000, tergantung ketebalannya. Padahal isinya tidak kurang ilmiyah dan bagus dari buku-buku mahal yang berharga jutaan. Kalau dibandingkan dengan cetakan modern, uang segitu hanya bisa buat beli buku saku tipis sekali.

Adapun dari sisi materi yang termuat di dalam kitab kuning itu, sebenarnya sangat beragam. Mulai dari masalah aqidah, tata bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadits, imu ushul fiqih, ilmu fiqih, ilmu sastra bahkan sampai cerita dan hikayat yang tercampur dengan dongeng. Keragaman materi kitab kuning sesungguhnya sama dengan keragaman buku-buku terbitan modern sekarang ini.

Secara umum, keberadaan kitab-kitab ini sesungguhnya merupakan hasil karya ilmiyah para ulama di masa lalu. Salah satunya adalah kitab fiqih, yang merupakan hasil kodifikasi dan istimbath hukum yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Para santri dan pelajar yang ingin mendalami ilmu fiqih, tentu perlu merujuk kepada literatur yang mengupas ilmu fiqih. Dan kitab kuning itu, sebagiannya, berbicara tentang ilmu fiqih.

Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu yang sangat vital untuk mengambil kesimpulan hukum dari dua sumber asli ajaran Islam. Boleh dibilang bahwa tanpa ilmu fiqih, maka manfaat Al-Quran dan As-Sunnah menjadi hilang. Sebab manusia bisa dengan seenaknya membuat hukum dan agama sendiri, lalu mengklaim suatu ayat atau hadits sebagai landasannya.

Maka ilmu fiqih adalah benteng yang melindungi kedua sumber ajaran Islam itu dari pemalsuan dan penyelewengan makna dan kesimpulan hukum yang dilakukan oleh orang-orang jahat. Untuk itu setiap muslim wajib hukumnya belajar ilmu fiqih, agar tidak jatuh ke jurang yang menganga dan gelap serta menyesatkan.

Salah satu media untuk mempelajari ilmu fiqih adalah dengan kitab kuning. Sehingga tidak benar kalau dikatakan bahwa kitab kuning itu menyaingi kedudukan Al-Quran. Tuduhan serendah itu hanya datang dari mereka yang kurang memahami duduk masalahnya.

Namun bukan sebuah jaminan bahwa semua kitab kuning itu berisi ilmu-ilmu syariah yang benar. Terkadang dalam satu dua kasus, kita menemukan juga buku-buku yang kurang baik yang ditulis dengan format kitab kuning. Misalnya buku tentang mujarrobat, atau buku tentang ramalan, atau tentang doa-doa amalan yang tidak bersumber dari sunnah yang shahih, atau cerita-cerita bohong yang bersumber dari kisah-kisah bani Israil , juga ditulis dalam format kitab kuning.

Jenis kitab kuning yang seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai bagian dari ilmu-ilmu keIslaman yang benar. Dan kita harus cerdas membedakan matreri yang tertuang di dalam media yang sekilas mungkin sama-sama sebagai kitab kuning. Dan pada hakikatnya, kitab kuning itu hanyalah sebuah jenis pencetakan buku, bukan sebuah kepastian berisi ilmu-ilmu agama yang shahih. Sehingga kita tidak bisa menggeneralisir penilaian kita tentang kitab kuning itu, kecuail setelah kita bedah isi kandungan materi yang tertulis di dalamnya.

Wallahu ‘alam.

al-Suwaidi, Dimana Nubuwwah Angin Petaka Tersingkap






BAGIAN KE- 1
on Mon Jan 05, 2009 2:47 pm
Surga dan Neraka, Dimana Nubuwwah Rasulullah Terbukti

Al Suwaidi, distrik pengikut paham wahabi terbesar di Saudi Arabia



Bagi kepentingan para anggota , dikutip keterangan dari buku "Saudi
Arbia Exposed" Oleh John R. Bradley" yang mengisahkan kebusukan
di negara pusat Islam seperti pelacuran, pemakaian obat bius, dll. Maaf,
artikelnya panjang. Tapi ini sebenarnya hanya laporan singkat
dibandingkan kebrobrokan total di negera ini dan informasi yang
menceritakan hal ini.


SAUDI ARABIA TERUNGKAP


Perhatian: dalam pembaharuan "sistem keadilan" Saudi, kaum
ningrat kerajaan Al-Saud seperti Fahd sama sekali tidak tersentuh hukum.
Para imigran dari dunia ketiga tidak punya hak untuk mendapatkan
pengacara atas dakwaan pelanggaran hukum dan mereka seringkali juga
tidak tahu hukum apa yang mereka langgar sampai pada waktu kepala mereka
dipenggal.

Tiada yang menyangkal perlunya diadakan perubahan menyeluruh, terutama
di bidang pencegahan tindakan kriminal dan bagaimana menangani tindakan
kriminal karena terjadinya ledakan populasi, perubahan sosial yang
cepat, besarnya pengangguran yang membawa kenyataan sosial yang
menakutkan bagi Saudi Arabia.

Statistik yang ada membuat orang terperangah. Laporan di tahun 2003 yang
dikeluarkan oleh Saudi Arabian Monetary Agency menyatakan bahwa
kriminalitas diantara kaum muda pengangguran Saudi melonjak sampai 320%
diantara tahun 1990 dan 1996, dan diperkirakan akan naik lagi 136% di
tahun 2005. Lebih dari 60% orang2 Saudi berusia di bawah 21 tahun, dan
perkembangan penduduk kira2 4% - ini merupakan salah satu yang tertinggi
di dunia. Urbanisasi merupakan faktor yang paling utama yang merubah
wajah masyarakat Saudi di 50 tahun terakhir. Ibu kota Saudi yakni Al
Riyadh menjadi kota raksasa pertama di Jazirah Arabia. Populasinya
diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 juta di tahun 2020, dan ini
merupakan perbandingan tertinggi di seluruh dunia atas jumlah penduduk
di kota besar dibandingkan jumlah penduduk negara itu

Jumlah pengangguran di Saudi diperkirakan mencapai 35% dari jumlah
penduduknya. Terorisme merupakan bentuk perwujudan yang paling jelas
dari gelombang kriminalitas yang luar biasa banyaknya.

Di tahun 1999, pengadilan Islam menangani 616 kasus pembunuhan, dan ini
adalah jumlah terbesar yang terjadi di Mekah, yang merupakan kota Islam
tersuci. `Orang2 kebingungan. Mereka tidak mengerti bagaimana angka
kriminalitas tetap saja menanjak di masyarakat Islam ini,' demikian
ditulis laporan berita di Okaz yang menerbitkan 3 halaman spesial
tentang kriminalitas.

Tak lama setelah sembahyang Jum'at, pembantu pemilik toko makanan
India ditembak di bagian lengan dan kaki oleh tiga anak muda Saudi yang
merampok tokonya. Dua orang Saudi hampir membunuh seorang wanita Inggris
ketika mereka merampoknya di siang hari di tengah2 daerah padat
penduduk.

Sebuah bank lokal dirampok oleh dua orang yang memakai senapan
otomatis, yang berhasil meringkus petugas keamanan. Di jalan yang tak
jauh dari situ, ketika seorang polisi berusaha menangkap sekelompok
remaja Saudi yang berbuat onar, dia dilempari batu oleh mereka sehingga
akhirnya dia harus menembak salah seorang dari mereka untuk dapat
menyelamatkan diri.

Tindakan kriminal terakhir ini seharusnya membuat
rezim pemerintahan waswas, karena jelas tidak ada rasa hormat terhadap
pihak keamanan. Tapi tentunya merampok bank dengan senapan mesin
otomatis juga merupakan hal yang mengkhawatirkan, apalagi uangnya ada
kemungkinan digunakan untuk aksi2 terorisme anti pemerintahan.

Di tahun 2003, lebih dari 50 orang dipenggal kepalanya di muka umum.
Akan tetapi, orang semakin lama semakin sadar bahwa hukuman mati ini
tidak membuat orang taat hukum, dan terjadi perdebatan luas di media
Saudi tentang masalah sosial yang menyebabkan tindakan kriminal.

Satu hal yang jelas: orang2 tidak dapat lagi meninggalkan rumahnya tanpa
mengunci pintu, bahkan juga tidak di hari raya keagamaan. Seorang
kawanku pria Saudi yang berusia 20 tahunan memarkir mobilnya di luar
rumahnya di daerah mewah luar kota Riyadh di suatu malam. Tiba2 dia
panik ketika mengetahui bahwa dia mungkin kehilangan kunci rumahnya.
Kehilangan kunci merupakan hal biasa di mana2, tapi di sini banyak orang
membicarakan bagaimana para pencuri merampok habis seluruh isi apartmen
di daerah tempat tinggalnya setelah mereka parkir mobil van mereka di
luar rumah. Kawanku yakin bahwa rumahnya akan jadi target perampokan
jika kuncinya jatuh di jalan. Ketika ayahku tinggal di Riyadh jaman
dulu, orang Saudi yang menemukan kunci di jalan akan segera
mengembalikannya kepada pemiliknya," katanya sedih.

Dia memang sewajarnya untuk merasa khawatir jika mendengar kisah2
kriminalitas yang menjadi bahan pembicaraan utama orang2 sehari-hari.
Beberapa minggu yang lalu, polisi menangkap seorang Saudi yang merampok
setidaknya 25 rumah di kota Riyadh. Para mahasiswa di King Saud
University di Riyadh mengeluh karena mereka tidak bisa meninggalkan
mobil2 mereka di tempat parkir karena khawatir bagian2 mobil mereka yang
berharga akan dicuri setelah kuliah selesai.

Polisi Riyadh berkata bahwa dari tahun 2000 sampai 2003, mereka mencatat
terjadinya 13.000 perampokan besar. Melaporkan kejadian2 kriminal dan
kekerasan sambil menghubungkannya dengan kemiskinan dan berbagai masalah
sosial yang tidak beres merupakan hal yang tabu/terlarang di Saudi
Arabia. Hanya berita tentang hukumannya saja yang terbaca sehingga,
ironisnya, orang memperkirakan tindakan kriminal yang dilakukan melalui
tindakan hukuman yang dijalankan. Pemerintah Al-Saud bersikeras bahwa
segalanya berjalan sempurna, terlepas dari banyaknya pelanggar hukum
yang dihukum berat. Para editor berbagai media dituduh melakukan
pengkhianatan kalau melaporkan berita2 kriminalitas karena dianggap
memberi alasan bagi orang luar untuk merendahkan tempat suci Islam.

Di daerah kumuh sebelah selatan Jeddah, Kerantina, yang diambil dari
kata Inggris "quarantine" karena dulunya ini adalah tempat
sementara bagi jemaah haji yang melampaui batas waktu tinggal di visa
mereka dan menunggu untuk dideportasi kembali ke negara mereka. Sekarang
di sepanjang jalanan yang berliku di daerah itu terdapat ribuan rumah
tempat tinggal orang dari segala bangsa, tapi kebanyakan adalah orang
Saudi. Pelacuran, penjualan obat bius, dan penyelundupan alkohol semarak
di sini dan daerah ini dikenal sebagai daerah yang tidak seharusnya
didatangi di malam hari. Ketika aku mengunjungi daerah ini, pertama-tama
aku dibanjiri berbagai macam tawaran � dari obat bius sampai
perempuan bayaran sampai tawaran memakai guna2 dari seorang Afrika yang
tampaknya ahli sihir.

Semuanya yang secara hukum terlarang di kerajaan Saudi � obat2 bius,
alkohol, seks � tersedia di sini jika harganya cocok.

Hanya di Kerantina saja orang bisa mendapatkan hal2 terlarang dengan
mudah di tengah jalan di siang hari tanpa rasa takut di Saudi Arabia
yang biasanya menghukum tindakan seperti ini secara ekstrim di lapangan
penggal kepala yang jaraknya beberapa mil ke sebelah utara kota. Daerah
ini penuh dengan orang2 sakit, pecandu obat bius, pedagang narkotika dan
orang2 yang tinggal melampaui ijin visa. AIDS, yang tidak menjalar luas
di Saudi Arabia, merupakan hasil dari gaya hidup di tempat kumuh.
Seorang pejabat rumah sakit pemerintah berkata dia menerima sampai 7
pasien AIDS baru dari Kerantina setiap minggu.

Terdapat pula daerah kumuh di selatan Riyadh di mana seorang kamerawan
Irlandia dibunuh dan seorang wartawan Inggris BBC terluka berat di bulan
Juni 2004 karena ditembak teroris2 Islam. Tempat ini tidak jauh kompleks
istana raja yang penuh dengan lampu2 neon yang terang, gedung2 pencakar
langit, dan perumahan mewah bertembok di kota Riyadh yang merupakan
salah satu kota terkaya di dunia. Tapi kemewahan ini hanyalah kulit luar
Riyadh modern abad ke-21.

Selain Kerantina, tidak ada daerah yang begitu mencolok perbedaan antara
yang kaya dan yang miskin, kelas super atas dan kelas bawah di Saudi
Arabia seperti di daerah Al-Suwaidi, yang terkenal sebagai basis Wahabi.
Daerah kumuh ini menarik orang2 dari perkampungan2 di luar kota yang
datang untuk mencari kehidupan yang lebih layak di kota besar. Orang2
muda dari daerah kumuh ini jelas melihat jurang lebar antara kemiskinan
mereka dan kemewahan luar biasa para ningrat Saudi dan kafir2 Barat yang
hidup tak jauh dari tempat mereka.

Kebanyakan dari mereka tertarik atas ajakan Al-Qaeda untuk menyingkirkan
kerajaan yang korup dan memperkaya diri sendiri. Daerah kumuh ini
menjadi lahan subur untuk menumbuhkan para ekstrimis Islam dan juga
merupakan lingkungan yang sempurna untuk melakukan perang gerilya.
Kamerawan Simon Cumbers dan penulis berita BBC Frank Gardner merupakan
sasaran empuk, karena penembak keduanya dengan cepat dapat
menyembunyikan diri dengan sekejap tanpa jejak di dalam lorong2
berliku-liku di daerah kumuh itu.

�. Kemiskinan parah dan banyaknya pengangguran di kelas bawah
menimbulkan sikap yang semakin lama semakin memusuhi para pimpinan
Saudi.

Dokter bedah dan gawat darurat di Rumah Sakit Umum King Fahd di Jeddah,
di mana pembantu pemilik toko makanan India yang ditembak tangan dan
kakinya dirawat, mengatakan kepada wartawan Saudi bernama Essam
Al-Ghalib yang mengutip berita bagi Arab News, bahwa dulu dia biasa
melihat satu atau dua orang ditembak setiap bulan, sebagian besar adalah
kecelakaan. Tapi sekarang dia melihat sampai 7 korban penusukan dan
penembakan setiap minggu. Dokter2 dari Rumah Sakit King Abdul Aziz di
Jeddah juga mengatakan hal yang serupa karena mereka merawat kasus
kekerasan domestik atau penyiksaan anak yang terus-menerus tanpa henti.
Menurut Al-Ghalieb, seorang dokter berkata bahwa dia semakin sering
melihat istri2 yang datang dengan luka sundutan rokok, tulang2 patah,
luka2 sayatan. Ironisnya, pihak suamilah yang mengalami luka2 yang
paling serius sebagai tindak balasan yang dilakukan keluarga pihak
istri, demikian kata dokter itu.

Penggerebekan pemakaian obat2 bius sekarang sering sekali terjadi
sehingga berita2 ini tidak dijamin tampil di halaman depan. Bahkan
kampanye anti obat bius pun ditayangkan di jaringan TV nasional.
Petugas2 keamanan melaporkan di tahun 2002 mereka menangkap gang
penyelundup obat bius terbesar di Saudi Arabia, dan juga menyita 2.480
pound (sekitar 1,350 kg) hashish dan sejumlah besar senjata2 api. Jumlah
orang2 pengguna dan pemilik obat bius naik dari 4.279 di tahun 1986
menjadi 17.199 di tahun 2001, begitu menurut statistik terakhir dan ini
kemungkinan besar hanyalah pucuk dari gunung es.

Di berbagai kasus yang dilaporkan, terutama di daerah Jeddah dan Riyadh,
sejumlah untaian tasbih sembahyang berisi obat bius dan buku Qur'an
yang dalamnya diisi opium telah disita oleh petugas keamanan lokal dari
jemaah haji "palsu". Semua ini menegaskan adanya peningkatan
permintaan obat bius dan alkohol di pasar2 lokal yang telah lama
berhubungan dengan para pedagang obat bius internasional. Banyak anak2
muda Saudis dengan santainya menyedot mariyuana selesai kerja.
Mahasiswa2 yang menjadi muridku dengan tenangnya berkata jika aku butuh
obat bius, mereka tahu di mana bisa mendapatkannya. Di pesta2 perkawinan
terkadang tampak para tamu pria dan wanita yang dipisahkan bergoyang
mengikuti irama musik di bawah pengaruh ekstasi. Tetanggaku orang Yemen
yang tampaknya tidak khawatir melanggar hukum biasa bicara padaku dengan
mulut penuh qat. Qat adalah ramuan tanaman bercampur narkotika.
Kebanyakan orang Yemen kecanduan untuk mengunyahnya.

Pihak polisi tentunya menghadapi masalah yang jauh lebih serius daripada
orang Yemen mengunyah qat. Tiga daerah di Riyadh, yakni Batha, Olaya dan
Badia � merupakan lahan subur bagi penyelundupan alkohol dan obat
bius, sama seperti daerah Kerantina di Jeddah atau daerah di die
al-Jouf, di kota Arar dekat perbatasan Irak atau di Jizan dekat
perbatasan Saudi Yemen di sebelah selatan. Masalahnya sedemikian rumit
sampai2 pemerintah Saudi sanggup membuat perangkap untuk 6 orang Inggris
� yang dibebaskan di tahun 2002 setelah mendapat pengampunan dari
raja � karena dituduh melakukan pemboman dan melakukan penyelundupan
alkohol. Orang2 ini dinyatakan bersalah dan seorang warga Inggris
dibunuh di bulan November 2000, beberapa pekerja Barat terluka ketika
mobil2 mereka meledak. Di tahun 2002, seorang Inggris dan seorang Jerman
dibunuh dalam kejadia dua ledakan bom dalam jangka waktu 3 bulan di
Riyadh. Beberapa kecelakaan lain juga terjadi. Di tahun 2003, seorang
Inggris ditembak ketika dia sedang menyetir mobil di Riyadh, dan seorang
Australia ditembak ketika sedang olahraga lari di sebelah selatan kota
Khamis Mushyat. Pihak pemerintah tidak mengatakan bahwa 3 kejadian
pembunuhan ini berhubungan dengan penyelundupan obat bius. Pada
kenyataannya, memang tidak mungkin pembunuhan ini ada hubungannya dengan
penyelundupan obat bius. Tapi dengan menyalahkan pihak lain,
pemerintahan Al-Saud mencapai dua tujuan:
1. memperkuat stereotype (penyamarataan yang belum tentu benar) bahwa
orang2 Barat mengkorupsi masyarakat lokal dengan gaya hidupnya yang
bejat
2. menunda untuk mengaku bahwa orang2 Barat ini sudah jelas menjadi
target pembunuhan Al-Qaeda.

Heroin, hashish, dan narkotika dipakai secara umum di Saudi Arabia,
begitu kata Mayjen Sultan Al-Harithi, ketua umum departemen anti
narkotika negara. Dia berkata bahwa pihak kerajaan melihat pemakaian
obat bius sebagai "kecenderungan hidup dan bukannya ancaman".
Pernyataannya mengungkapkan berapa besar pihak pejabat bersedia
membicarakan masalah ini secara umum. Tapi setidaknya terdapat2 petugas2
yang bertanggungjawab untuk menyembuhkan dan merehabilitasi kecanduan
obat bius. Terdapat 3 rumah sakit spesial di Riyadh, Jeddah dan Dammam
untuk merawat pecandu obat bius dan menyembuhkan mereka agar bisa
kembali hidup normal di lingkungan masyarakat. Para pemakai obat bius
tidak akan pernah ditanyai atau dihukum, karena mereka merupakan korban2
"keadaan yang sulit".

Setahun setelah Ali Al-Harithi mengatakan itu, penjara besar tetap saja
kosong. Begitulah keajaiban Islam!




BAGIAN KE-2


TIMUR TENGAH [ GATRA Printed Edition ]
Operasi Keamanan
Bentrokan di Riyadh, Empat Polisi Tewas

Riyadh, 13 Agustus 2003 09:30

Empat polisi Arab Saudi dan seorang warga tewas dalam bentrokan di Riyadh, Selasa, setelah pasukan keamanan menyerbu markas sebuah kelompok garis keras di kota tersebut, kata beberapa sumber keamanan Saudi.

"Bentrokan masih terus berlangsung," kata sebuah sumber keamanan kepada Reuters.

Beberapa sumber lain mengatakan, empat polisi Saudi dan seorang muslim garis keras tewas dalam bentrokan itu, dan beberapa lain cedera. Seorang warga yang dihubungi melalui telepon di wilayah selatan kota tersebut mengatakan, sedikitnya lima rumah menjadi sasaran dalam penyerbuan itu, dan pasukan keamanan didukung oleh sejumlah helikopter meriam.

"Operasi masih terus berlangsung. Pasukan keamanan menggunakan helikopter," kata warga itu mengenai pertempuran tersebut, dimana suara senjata mesin serta ledakan granat bergema di daerah itu.


Sementara itu, seorang pejabat keamanan mengatakan kepada AFP di lokasi kejadian, empat aparat keamanan Saudi tewas ditembak oleh anggota-anggota kelompok garis keras yang mereka buru di Riyadh selatan.

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu menyatakan, tersangka Muslim garis keras itu menembaki anggota-anggota pasukan keamanan khusus yang mengepung vila-vila di distrik Al-Suwaidi di kota tersebut.

Tembak-menembak terdengar sekitar pukul 19.30 (pukul 23.30 WIB) dan helikopter terbang di atas ketika pasukan keamanan mengepung vila yang sedang dibangun dimana sedikitnya lima orang bersenjata diyakini bersembunyi.

Seorang bersenjata cedera parah dalam tembak-menembak itu, kata pejabat keamanan itu.
Belum diketahui secara jelas apakah pasukan keamanan berhasil menangkap buronan mereka dari vila tersebut.

Beberapa ambulan terlihat bergerak menjauh dari rumah-rumah di sebuah distrik di Riyadh selatan yang dikepung pasukan keamanan, kata saksi mata. Polisi menutup distrik itu, mengosongkan vila-vila di lokasi tembak-menembak Selasa malam dan mencegah penduduk serta wartawan mendekati daerah tersebut.

Beberapa aparat keamanan terlihat mengambil posisi di atap-atap rumah, kata seorang
wartawan AFP. Televisi Al-Arabiya sebelumnya mengatakan, helikopter-helikopter membantu pasukan keamanan yang mencari Muslim garis keras yang diburu di daerah tersebut.

Penduduk mengatakan, perburuan terhadap muslim garis keras itu dimulai Senin malam.
Bentrokan itu merupakan yang paling akhir dari serangkaian tembak-menembak antara pasukan keamanan dan Muslim garis keras yang dituduh memiliki hubungan dengan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden sejak serangan-serangan bom bunuh diri menewaskan 35 orang, termasuk sembilan orang Amerika, di Riyadh pada Mei lalu.

Arab Saudi telah menangkap puluhan orang yang dicurigai terkait dengan terorisme sejak serangan-serangan 12 Mei terhadap tiga kompleks permukiman itu. Pasukan keamanan sejak itu terlibat dalam serangkaian tembak-menembak dengan Muslim garis
keras yang berusaha mereka tangkap di berbagai penjuru Arab Saudi. [Tma, Ant]

URL: http://gatra.com/2003-08-13/versi_cetak.php?id=30614

Selasa, 26 April 2011

Warta: PBNU: Radikalisme di Indonesia Sudah "Lampu Merah"






Rabu, 27 April 2011 07:37
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai radikalisme di Indonesia sudah pada tingkatan "lampu merah" atau sangat membahayakan sehingga negara harus berani menindak tegas.

"Ini sudah `lampu merah`, sudah `emergency`. Negara harus tegas, segera ambil tindakan," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta, Selasa (26/4).

Dikatakannya, terungkapnya pelaku teror bom yang berasal dari kalangan terpelajar dan memiliki perekonomian yang baik menunjukkan radikalisme telah menyentuh kalangan menengah.

Said Aqil juga merujuk hasil survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) yang menunjukkan lebih dari 40 persen pelajar di Jakarta dan sekitarnya cenderung setuju menempuh aksi kekerasan untuk menyelesaikan masalah agama dan moral.

Survei yang digelar selama Oktober 2010-Januari 2011 tersebut dilakukan di 59 sekolah swasta dan 41 sekolah negeri dengan responden 590 guru pendidikan agama Islam di SMP dan SMA, 993 siswa SMP umum kelas XIV dan XIX, serta siswa SMA kelas X, XI, XII.

Selain itu, menurut Said Aqil, jaringan kelompok radikal juga sudah sampai ke tingkat desa, tidak hanya terkonsentrasi di kota.

"Ini jelas bahaya sekali. Radikalisme sudah sempurna, punya sistem, orang, pelatih, dan sumber dana," kata Said Aqil.

Menurutnya, merebaknya radikalisme bukti kegagalan Kementerian Agama menjalankan tugasnya membangun, mengawal, dan meningkatkan moralitas dan spiritualitas bangsa.

Said Aqil mengatakan perlu penanganan secara komprehensif untuk menanggulangi radikalisme, mulai dari pendekatan konstitusi khususnya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Indonesia bukan negara agama, pendekatan ekonomi, sosial budaya, hingga keamanan.

"Ini butuh `political will` pemerintah dan DPR," kata alumni Universitas Ummul Qura, Arab Saudi tersebut.

Yang tidak kalah penting dilakukan, menurut Said Aqil, adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan dihilangkannya ketidakadilan di bidang hukum, politik, ekonomi, dan lainnya.

"Selama masih seperti itu, pemerintah tidak akan dipercaya. Nasihat, arahan, khutbah tidak ada artinya. Suara NU sampai habis pun tidak ada artinya," katanya.

Dikatakannya, radikalisme agama memang bukan asli Indonesia, tetapi datang dari luar dan mendapat sokongan dari luar.

Dikatakannya, setidaknya ada 12 organisasi atau yayasan di Indonesia yang mengajarkan teologi radikal dan mendapat dukungan dana dari Timur Tengah terutama Arab Saudi.

Menurut Said Aqil, kepentingan politik, terutama pihak yang mencoba meraih simpati dari kalangan Islam, turut memiliki andil bagi tumbuh suburnya radikalisme. Demi kepentingan politik, kelompok-kelompok radikal justru "dilindungi".

"Kita tuntut keberanian pemerintah untuk menindak gerakan radikal atas nama apapun," katanya.(ant/nam)

Din: Muhammadiyah Bukan Kelompok Islam Minimalis, Tetapi Proporsionalis

Senin, 25-04-2011



Kuala Lumpur- Muhammadiyah bukanlah kelompok Islam minimalis, tetapi Muhammadiyah ialah kelompok Islam proporsionalis. Maksudnya ialah cara ibadah Muhammadiyah itu sesuai dengan proporsinya yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw., termasuk dalam proporsional di sini adalah adanya pemaknaan dan penghayatan yang mendalam ketika melakukan ibadah ritual. Ucapan salam dalam sholat, dalam pandangannya bukanlah akhir dari ibadah sholat, karena setelah sholat seseorang dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai sholat tersebut dalam realitas kehidupannya.

Hal tersebut diungkapkan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam Tabligh Akbar di Gedung Kelab Sultan Sulaiman, Kg. Baru, Bandar Kuala Lumpur, Rabu (20/04/2011) Berdasarkan pola pemikiran diatas menurut Din, Muhammadiyah tidak pernah lelah untuk mendorong umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah agar melembagakan amal saleh yang fungsional dan solutif, sebagai pancaran iman yang sempurna dan untuk merefleksikan ajaran Islam yang memberikan rahmat atau kasih sayang bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil 'alamin).

Dalam ceramahnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah juga menyinggung masalah idiologi gerakan dakwah Muhammadiyah. Selain dikenal sebagai gerakan tajdid (Pembaharuan), sejak awal pendirianaya Muhammadiyah juga dikenal sebagai gerakan tajdid (pemurnian atau purifikasi). Di Muhammadiyah, gerakan tajdid ini meliputi pemurnian dalam masalah akidah dan ibadah mahdhoh. Sehingga dengan gerakan tajdid ini, Muhammadiyah disebut-sebut sebagai gerakan puritan. Sedangkan tajdid (pembaharuan) hanya berlaku dalam aspek ibadah mu'amalah dunyawiyah saja.

Oleh sebab itu, Muhammadiyah harus senantiasa menjaga dan memegang teguh keseimbangan (tawazun) antara gerakan tajdid (pemurnian akidah dan ibadah mahdhoh) dan tajdid dalam bidang ibadah mu'amalah dunyawiyah, tegasnya.

Dari gerakan purifikasi dan tajdid tersebut, maka terbentuklah rasionalisasi yang ditandai dengan aksi nyata atau amal usaha yang memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Dan amal usaha ini harus dikelola secara profesional dan modern. Dari sini para pengamat, baik dari dalam atau luar negeri menilai, bahwa Muhammadiyah adadah sebagai organisasi Islam modern. "Muhammadiyah the largest Modernist Islam Organization", Tuturnya.

Ketika dihadapkan dengan perbedaan antara golongan Islam tradisional dan kelompok Islam garis keras, maka Muhammadiyah mengambil posisi yang disebut wasathiyah (moderasi atau posisi tengah) dengan mengedepankan keterbukaan, dialog dan komunikasi dengan semua pihak. Tandasnya.

Di penghujung ceramahnya, pak Din menyampaikan beberapa amanat dan harapannya kepada pengurus PCIM dan warga Muhammadiyah di Kuala Lumpur, di antaranya adalah agar PCIM mampu mendirikan lembaga amal usaha Muhammadiyah, paling tidak lembaga amal usaha di sektor pendidikan.

Warta: Kang Said: Jangan Pelajari Islam Seperti Mie Instan




Rabu, 29 Desember 2010 21:19
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa dalam memahami Islam tidak bisa ditempuh dalam waktu yang singkat. Karena ilmu di dalam Islam sangatlah luas. “Akibatnya jika Islam dipelajari dengan cara cepat saji seperti mie instan maka hasilnya adalah pemahaman Islam yang sangat dangkal,” ujarnya.

Akibat dari dangkalnya pengetahuan Islam adalah munculnya radikalisme dalam Islam. “Sedikit-sedikit teriak Allahu Akbar, Negara Islam. Ini surga, ini neraka. Kalau tidak Negara Islam, maka akan celaka. Pemahaman seperti ini didapat karena belajar Islam terlalu singkat,” papar Kang Said.

Di pesantren saja, paling tidak dibutuhkan waktu empat tahun untuk belajar Islam. “Yang di pesantren saja belum tentu matang, apalagi yang kilat, cuma dua minggu pas liburan sekolah,” katanya.

Untuk menutupi kekurangan pengetahuan mereka tentang Islam, mereka berpakaian dan berpenampilan ala Arab. “Itu (pakaian Arab, red) adalah budaya. Sehingga yang budaya jadi agama, dan agamanya malah hilang. Sedangkan hal yang prinsip dalam agama tidak mereka pahami. Padahal jika kita mau membaca al Quran, di sana disebutkan, laa ikraaha fiddin, tidak boleh ada kekerasan dalam agama,” jelas Kang Said.

Makna ayat ini pun bisa dibalik, artinya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. “Jadi, kalau ada kelompok yang melakukan kekerasan, itu bukan agama, sama sekali bukan sedang mengamalkan agama,” tegasmya.

Menurut Kang Said, Islam memiliki konsep tasamuh atau toleran, namun hal ini masih jarang dipraktekkan. Al Quran mengajarkan, jika Muslim memiliki tetangga non Muslim dan tidak mengganggu maka seorang Muslim harus berbuat bakti tehadapnya. "Jadi bukan hanya berbuat baik, tapi berbuat bakti. Misalnya saya punya tetangga Katolik, masuk angin lalu saya kerokin," papar Kang Said.

Seperti yang tersebut dalam "Piagam Madinah" yakni, wa laa udwaana illa ala al dzaalimin, tidak ada permusuhan kecuali kepada mereka yang zalim. "Jadi tidak boleh bermusuhan karena perbedaan agama, politik, dan lain sebagainya. Yang menjadi musuh kita adalah mereka yang zalim. Seperti penjahat narkoba, koruptor, dan sejenisnya," pungkas Kang Said.

Warta Kang Said: NU Tetap Komitmen dengan Pancasila






Senin, 25 April 2011 18:00

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama menegaskan tetap berkomitmen menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai ideologi negara. Untuk itu, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia ini akan terus memperjuangkan terwujudnya masyarakat Islam yang moderat dan toleran.

Bahkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan bahwa NU siap berhadapan dengan kelompok mana pun yang mengancam keutuhan Indonesia. Said mengatakan, perjuangan NU mewujudkan masyarakat Islam yang toleran dan moderat justru lebih sulit dibandingkan menjadikan mereka terlalu radikal terhadap aliran mana pun.

”Kami menjaga agar masyarakat supaya toleran, moderat. Itu yang berat. Tetapi, kami menginginkan masyarakat seperti itu. Kalau membiarkan masyarakat menjadi ekstrem kanan atau kiri, jadi ateis sekalipun, atau ekstrem kanan yang selalu teriak-teriak Allahu Akbar, itu gampang. Yang sulit itu bagaimana mewujudkan masyarakat supaya bisa tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuf (toleran). Itu yang berat,” kata Said, Jumat (22/4) di Jakarta.

Menurut Said, sebagian kelompok yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia justru salah memahami yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. ”Nabi Muhammad tidak pernah memproklamasikan negara Islam dan negara Arab. Namun, negara Madinah, maknanya kan beradab, madani. Di situ masyarakatnya solid, lintas agama, lintas etnis. Tidak pernah Nabi Muhammad mengatakan negara Islam,” ujar Said.

NU, menurut Said, sebelum resmi merdeka bahkan telah meyakini bahwa Indonesia bukan negara Islam. ”Dalam Muktamar NU tahun 1936 di Banjarmasin, menurut NU, Indonesia itu negara darussalam, negara damai, bukan darul Islam, negara Islam. Itu sembilan tahun sebelum Indonesia merdeka,” katanya.

Komitmen tersebut, ujar Said, akan terus dijaga NU. ”Kalau kami sudah komitmen, negara kita negara kebangsaan, negara Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, itu terus kami pertahankan. Kita ini kan tinggal melanjutkan, mewarisi. Dulu yang berkorban antara lain Soekarno-Hatta, Agus Salim, Muhammad Yamin, dan Wahid Hasyim. Yang memperjuangkan beliau-beliau itu, anak kemarin kok ingin mengubahnya. Baru lahir kemarin mau mengubah yang sudah dibangun kakek dan leluhur kita, yang sudah kita yakini mereka juga melalui proses berpikir dan orientasi yang panjang,” kata Said.

Tangkal “Cuci Otak”, Perguruan Tinggi Berperan Bentuk Karakter Kuat Mahasiswa





Selasa, 26-04-2011
SOURCE: www.muhammadiyyah.or.id

Yogyakarta- Penting bagi Perguruan Tinggi membangun konsep diri atau karakter kuat dalam diri mahasiswa sebagai upaya menangkal maraknya fenomena dugaan cuci otak yang melibatkan gerakan NII, dimana mahasiswa sebagai korbannya.

Menurut pakar Psikologi Sumberdaya Manusia yang juga Dosen tetap Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, fenomena tersebut terjadi karena lemahnya konsep diri atau karakter mahasiswa sehingga memudahkan orang lain mempengaruhi pola pikir mereka sehingga memiliki belief atau kepercayaan yang salah. Her menjelaskan “cuci cotak” adalah konsep yang rancu dan tidak jelas. “Yang terjadi adalah seseorang mempengaruhi orang lain dengan melemahkan factor kritisnya sehingga membentuk perilaku negatif yang relative permanen,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Heru menjelaskan perilaku seseorang terbentuk berakar pada keyakinan mereka. “Semakin kuat keyakinan tentang konsep yang ditanamkan pelaku “cuci otak”, maka semakin kuat mereka berperilaku,” jelasnya di Kampus Terpadu, Selasa (26/4).

Dalam praktiknya, pelaku akan membuat korban bingung dengan kalimat ambigu yang digunakan sehingga faktor kritis tidak dapat berfungsi menyeleksi dan menganalisis data atau pesan yang masuk secara normal. Dikarenakan tidak berfungsinya faktor kritis, maka korban cenderung mengikuti pesan yang disampaikan pelaku “cuci otak”. Biasanya pelaku melakukan pendekatan yang bersifat multiple approach sehingga hasilnya maksimal pada korban dengan melakukan pengulangan (repetisi) ataupun penguatan lingkungan (reinforcement). “Disamping itu, figure pelaku adalah orang yang terkesan terpelajar dan berwibawa yang pada intinya mampu membuat korban terpesona pada penampilan dan kata-katanya,” terang Heru.

Ia mengungkapkan, maraknya fenomena gerakan dugaan pencucian otak yang dilakukan jaringan NII diakibatkan lemahnya konsep diri atau karakter korban sehingga memudahkan mereka untuk menanamkan kepercayaan yang salah mengenai sebuah ajaran. Melihat kondisi korban tersebut, para pelaku secara sistematis dapat membangun belief yang salah saat kondisi korban bingung. Para korban umumnya cenderung berkepribadian tertutup, kurang fleksibel, dan tidak asertif dengan lingkungannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Heru menilai peran perguruan tinggi sangat besar dalam membangun karakter kuat bagi civitas akademika, khususnya mahasiswa agar mampu menangkal segala bentuk pemahaman yang tidak benar. Perguruan Tinggi perlu memberikan solusi untuk membangun mahasiswa yang memiliki konsep diri atau karakter kuat seperti rasa percaya diri yang tinggi, melibatkan mereka dalam proses argumentasi untuk meningkatkan jiwa kritis sehingga mereka tidak mudah terprovokasi ajaran atau pemahaman yang tidak tepat.

“Selain itu, perlu diciptakan pula pendidikan yang menjadikan mahasiswa sebagai subjek sehingga mereka memahami arah pendidikan bagi mereka. Dengan demikian, mereka benar-benar menjadi pelaku dalam pembelajaran,” tandas Heru. (umy.ac.id)

Warta : Korban NII Akui Dibaiat Jadi Anggota






Selasa, 26 April 2011 09:36
Gresik, NU Online

Agung Arif Perdana Putra (19), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menjadi salah seorang korban penculikan dan pencucian otak oleh Gerakan Negara Islam Indonesia (NII), Senin (25/4), didampingi ibunya, Rahayu Kunti Andari, menceritakan proses penculikan hingga pembaitan dirinya sebagai anggota NII.

Agung menceritakan, awalnya, dirinya dikenalkan oleh seorang teman wanita dengan seseorang di KFC Alon-alon Malang. Meski baru kenal, Agung mengaku langsung nyambung saat diajak ngobrol oleh seseorang tersebut. Bahkan, ketika diajak ke Jakarta untuk dilakukan baiat sebagai anggota NII, ia langsung bersedia.

“Dari Malang, saya dibawa ke Jakarta dengan naik api. Lalu dijemput dengan mobil di Stasiun Gambir, Jakarta. Sepanjang perjalanan di dalam mobil, mata saya ditutup sampai masuk ke rumah,” terangnya.

Selama 3 hari, Agung bersama teman-teman lainnya di brain wash melalui diskusi tentang kondisi terkini Negara Indonesia. Akhirnya, mereka dibait sebagai anggota NII.

Agung mengakui tidak dibekali dengan buku bacaan maupun rekaman film tentang NII. “Saya tidak ingat kata-kata dalam baiat. Kata-kata dalam baiat ada yang menuntun, kita tinggal menirukan,” ujarnya.

Selama dalam pengaruh brain wash NII, Agung Arif Perdana Putra pernah membohongi ibunya dengan meminta uang sebesar Rp. 10.000.000,- dengan alasan untuk membayar kuliah sebeasar Rp. 5.000.000,- dan mengganti laptop temannya yang dihilangkan sebesar Rp. 5.000.000,-.

Agung mengaku, pengaruh brain wash NII pada dirinya luntur ketika alumni SMAN 1 Driyorejo tersebut teringat akan ibunya. Sehingga, terbesit keinginan yang kuat untuk pulang ke rumahnya. Sebelum memutuskan pulang ke rumah, Agung sengaja menginap di kos temannya sambil menenangkan pikirannya yang kalut. “Teman saya bukan anggota NII. Saya menginap untuk menenangkan pikiran,”tegasnya.

Pada Sabtu (23/4), Agung akhirnya berhasil bias pulang ke rumah yang disambut dengan tasyakuran. Karena mereka kaget sekaligus haru bercampur bahagia karena sejak 19 Maret 2011, mereka dibuat kebingungan atas ketidakpulangan Agung.

“Kita sudah mencari melalui saudara-saudara yang ada di Malang dan pihak kampus juga mencarinya, “ kata ibunya Rahayu Kunti Andari saat mendampingi putranya.

Diakui oleh Kunti Rahayu Andari, sejak anaknya terkena pengaruh NII, komunikasi yang dilakukan sangat sulit. Setiap ditelepon tak diangkat. Begitu juga pesan yang dikirim melalui SMS tak dijawab. Padahal, sebelumnya komunikasi yang dilakukan sangat lancar.

Senin, 25 April 2011

Ba'asyir: SBY Kafir




Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kafir. Hal itu dikatakan terdakwa kasus terorisme Rais al-Am Majelis Anshor At-Tauhid Abu Bakar Ba'asyir dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/4).

Menurut Ba'asyir, SBY pantas disebut kafir karena gagal menjalankan syariat Islam di Indonesia. "Itu sudah menjadi konsekuensi, jika seorang pemimpin di negara ini tidak menjalankan syariat Islam dengan benar. Sangat pantas jika saya mengatakan bahwa SBY itu seorang kafir," tegas Ba'asyir.

"Pemimpin manapun yang memimpin negara ini, tetapi tidak menjalankan hukum Islam dengan sebagaimana mestinya, maka hukuman yang layak diberikan kepada orang itu adalah hukum kafir," ungkap Ba'asyir.

Apalagi, lanjutnya, selama pemerintahan SBY, umat Islam selalu terpojokan dengan berbagai macam fitnah dan tuduhan. Karena itu, cara yang harus ditempuh seorang pemimpin adalah menjalankan hukum Islam secara benar.

Dalam konsep daulah Islamiyah yang dimaksud Ba'asyir, semua warga negara yang tidak melaksanakan hukum Islam secara benar maka itu kafir. "Itu sudah menjadi konsekuensi atas perbuatannya," ujarnya. (MI/**)

Warta: Kang Said: Tudingan Bid’ah dan Syirik Jadi Bibit Terorisme




Senin, 25 April 2011 Semarang, NU Online


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menekankan, sejak awal NU menolak paham ekstrem yang sering mengkafirkan kelompok lain dan menyulut perang saudara diantara umat Islam sendiri.

Lebih dari itu, kebiasaan suka menuding orang lain dengan sebutan bid’ah, syirik dan sebagainya, lanjutnya, merupakan bagian dari ideologi radikal yang menjadi bibit terorisme.


“Kalau sudah menuduh orang lain bid'ah, musyrik atau kafir, maka orang akan menghalalkan darah orang lain. Siapapun bisa dibunuh oleh mereka,” katanya.

Ketua Umum PBNU menyampaikan hal itu di hadapan ribuan warga Nahdliyin dalam acara peringatan hari lahir (Harlah) ke-85 NU yang digerlar Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Gunungpati, Sabtu (23/4) kemarin di Lapangan Banaran, samping kampus Unnes, Gunungpati, kemarin.

Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siroj, juga menjelaskan bahwa Islam bisa mengubah Arab yang jahiliyah menjadi berperadaban maju. Generasi umat Islam terdahulu merintis berbagai karya di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun anehnya, lanjut Kang Said, beberapa kelompok kalangan Islam di zaman modern ini hendak menghancurkan semua itu dengan mengharamkan segala ilmu dan hasil karya para ulama. (moi)

Minggu, 24 April 2011

9 PEDANG RASULULLAH MUHAMMAD SAV (NINE SWORD'S OF PROPHET Hz. Muhammad SAV














Al Battar
adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi :

‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’.

Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk pedang dengan panjang 101 cm. Dikhabarkan bahawa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.

In English Translation:

Al Battar is a sword of the Prophet Muhammad as booty from the Banu Qaynaqa results. The sword is called a 'sword of the prophets', and in the swords have carved Arabic inscription which reads:

'Prophet Daud AS, AS Solomon, Prophet Musa, peace, Prophet Harun AS, Prophet Yusuf AS, Prophet Zakaria U.S., U.S. John, Prophet Isa AS, Prophet Muhammad SAW'.

Inside there are also pictures of David cut the head of the U.S. when Goliath, people who have this sword in the beginning. In this sword there are also writings that are identified as Nabataean writing.

Now the sword is in the Topkapi Museum, Istanbul. Shaped sword with a length of 101 cm. This is a sword that unlicensed Dikhabarkan the Prophet Isa AS will be used later when he came down to earth again to defeat the Antichrist.

(Mereka adalah Dajjal) Adik Bomber Cirebon Disiapkan Jadi 'Pengantin' Berikutnya





SOURCE: Republika – Rab, 20 Apr 2011 21.10 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Abdul Gafur, ayah Mochamad Syarif (32) bomber bunuh diri di Mapolresta Cirebon, mengatakan pihaknya sangat yakin kalau Achmad Basuki, adik Syarif, merupakan "pengantin" berikutnya yang juga siap melakukan aksi bom bunuh diri. Menurut Abdul Gafur yang ditemui wartawan di Cirebon, Rabu, selain berdasarkan sejumlah video dan bukti lain yang ditemukan di rumah mertua Basuki, keyakinan Syarif juga didasarkan pada persamaan pemahaman agama dan ideologi antara Syarif dengan adiknya.

"Kendati Basuki tidak sekeras kakaknya, namun soal pemahaman agama, mereka berdua memang sepaham dan seideologi," katanya. Di sela-sela mencari-cari lokasi penguburan buat jenazah Mochamad Syarif di komplek TPU Jabangbayi Cirebon, dia mengatakan, saat penggeledahan rumah H Maina, mertua Basuki di sentra batik Trusmi, di Blok Bangbangan RT 13, Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, ditemukan empat unit rangkaian bom, 40 buku jihad dan sembilan VCD dan foto-foto latihan ala militer.

Meski yakin, Basuki "pengantin" berikutnya yang siap mengorbankan diri, namun Abdul Gafur mengaku tidak tahu sasaran ataupun target berikutnya. "Kalau soal sasaran berikutnya, saya tidak tahu menahu," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Abdul Gafur juga melampiaskan kemarahannya kepada pihak-pihak yang dinilainya telah meracuni dan mencuci otak kedua anaknya untuk melakukan perbuatan biadab tersebut. "Adanya pihak-pihak yang menjanjikan surga kepada anak-anak saya, sampai mereka bersedia melakukan perbuatan keji, adalah dajal," katanya dengan nada suara bergetar dan kedua tangannya mengepal.

Mochmas Syarif melakukan aksi bom bunuh diri di Mesjid Mapolresta Cirebon pekan lalu, sesaat menjelang Sholat Jumat. Dia sendiri tewas seketika, sedangkan sejumlah anggota polisi, termasuk Kapolresta, mengalami cedera.

Sabtu, 23 April 2011

Kebangkitan Salafi Mesir Pasca Revolusi


Salafi telah muncul sejak 32 tahun lalu di Mesir.


Rabu, 20 April 2011 21:54 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Berita mengejutkan muncul dari Alexandria, bahwa kelompok Salafi mengontrol 1.000 dari 4.000 masjid di kota pesisir tersebut.

Tentu saja berita ini mengecewakan orang-orang yang menyerukan masyarakat liberal pasca revolusi Mesir, yang menegaskan bahwa masjid-masjid yang dikendalikan Salafi ini dapat menjadi sarang pembiakan pemikiran dan ideologi fundamentalis yang kontroversial.

Sebagaimana dilaporkan koran Mesir, The Egyptian Gazette, Rabu (20/4), Alexandria kini telah menjadi lahan subur bagi ideologi Muslim fundamentalis. Ditengarai bahwa jauhnya jarak kota itu dari ibukota Kairo mendorong kaum fundamentalis untuk menggunakannya sebagai safe haven (tempat aman).

Namun, sekelompok pemikir yang kerap meneliti kebangkitan fundamentalisme di Mesir jauh sebelum revolusi, menegaskan bahwa Alexandria yang glamor dan metropolitan memberikan suasana aman bagi kaum fundamentalis dari berbagai penjuru Mesir untuk berdatangan menyebarkan pikiran mereka. “Salafi meneguhkan identitas mereka di Alexandria sekitar 32 tahun yang lalu,” kata salah seorang dari mereka.

Perkembangan pengaruh mereka bergema di berbagai provinsi—khususnya pasca revolusi—yang memungkinkan mereka menyingkirkan pembatasan dan pengekangan. Kaum Salafi menancapkan kukunya pertama kali di Universitas Alexandria—sebuah universitas negeri—pada 1977 ketika enam mahasiswa; Yasser Burhami, Saeed Abdel-Azim, Ahmed Farid, Mohamed Ismail, Mohamed Abdel Fattah dan Abdel Monem El-Shahat memproklamirkan prinsip utama ‘Dakwah Salafiyah '.

Halaqah mereka diluncurkan di empat masjid distrik Alexandria; Moustafa Kamel, Polkly, Bacus dan Sidi Bishr. Pekan lalu, mereka memperkenalkan diri kepada pers. Sang juru bicara menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk kembali kepada teks-teks Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad Saw.

“Meskipun manifesto kami ditolak sejak tiga dekade lalu, namun kami mendapatkan banyak popularitas di Mesir, Eropa dan Asia,” kata Saeed Abdel Azim, salah seorang dai Salafi. “Dan tidak benar bahwa kami akan menggunakan kekerasan jika warga Mesir, termasuk Kristen Koptik, menentang ajaran kami.”

KITAB IHYA' ULUMUDDIN IMAM GHAZALI




KITAB MOSLEM AQIDAH FROM HUJJATUL ISLAM IMAM GHAZALI

Kitab Inshof Imam Mardawi (Fiqh Madzab Hanbali) : fikih madzhab Hanbali melegalkan ziarah kubur- tabaruk dan tawasul.







Fenomena Penculikan, Intensifkan Kaderisasi dan Dakwah Kampus



Lia, CPNS Dephub Korban Penculikan Gerakan NII


SOURCE www.muhammadiyah.or.id
Kamis, 21-04-2011


Yogyakarta- Fenomena penculikan dan cuci otak yang diduga dilakukan oleh kelompok tertentu, menjadi peringatan bagi perguruan tinggi Muhammadiyah untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas kaderisasi dan dakwah yang selama ini menjadi core Muhamadiyah.

Demikian disampaikan ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Muhammadiyah propinsi DIY, Arif Jamali Muis saat ditanya kasus hilangnya beberapa Mahasiswa di beberapa perrgurun tinggi, Rabu, (20/04/2011). “(fenomena hilangnya mahasiswa) ini menjadi evaluasi PTM (Perguruan Tinggi Muhamadiyah), karena salah satu fungsi PTM selain mencerdaskan anak bangsa, juga menjadi lahan kaderisasi dan dakwah,” jelasnya.

Lebih lanjut menurut pimpinan di Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini, peran PTM jelas sangat besar dalam penanaman karakter pada tiap mahasiswanya, sehingga informasi dan doktrin apapun dapat disaring sesuai proporsinya. “Karakter sebagai seorang mahasiswa yang kritis tapi sekaligus humanis dan religius saya kira cukup ampuh dalam menangkal segala doktrin yang menyesatkan,” tegasnya.

SAMAN DANCE FroM Atjeh Darussalam


WARTA: Gerakan Ekstrimis Masuk UIN Jakarta






Sabtu, 23 April 2011 12:10
Jakarta, NU Online

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komarudin Hidayat menengarai gerakan yang menjurus ke arah ekstrimisme dan radikalisme telah memasuki kampusnya.

Saat ini pihaknya tengah melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana keterlibatan itu.

"Kami sudah punya informasi adanya gerakan ekstremis yang mulai menggarap mahasiswa dan anak-anak indekos. Saya ada dugaan mereka masuk UIN," kata Komaruddin di Jakarta, Jumat (22/4), seperti dikutip suaramerdeka.com.

Beberapa di antara 19 tersangka teroris yang ditangkap polisi terkait bom buku dan bom di Gading Serpong diduga merupakan bekas mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.



Menurut Komaruddin, ada beberapa pola dalam proses perekrutan. Ada yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, ada yang merekrut dari pelajar SMA, dan kemudian dibina hingga ketika menjadi mahasiswa.

Hanya saja, penelitian itu setidaknya memberikan gambaran pemikiran mahasiswanya. Seperti apa pandangan mereka tentang hubungan antar-agama, seperti apa kecenderungan mereka, seperti apa pandangan mereka terhadap Pancasila, bendera, dan pemerintah.

Hasil penelitian itu akan menjadi acuan bagi kampus dalam memperkuat pemikiran yang moderat. Universitas akan memperkuat pemikiran komparatif, pendidikan warga negara, sejarah negara, hal-hal yang dapat lebih membuka pikiran mahasiswa. (nam)

Hafidz Dr Ahmed Neina live in Sarajevo, Bosnja



MOVIE CAM'S




Panavision cam;s on Movie making




PANAVISION CELULOID MOVIE CAMERA

Jumat, 22 April 2011

EUROPE CHEROKEE LIVE IN RUSIA 2005




Keep oN RoCkiN' Fellas!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tawaran Alternatif Model Dan Strategi Dakwah Muhammadiyah Memasuki Usia Satu Abad



12 Juni 2010 12:40 WIB
Oleh : DR. Ali Imran Sinaga, M.Ag.



1. Da’wah bi as-Siyā (Dakwah dengan Wisata)


Kata as-Siyahah diartika sebagai wisata. Kara ini mengandung arti penyebaran. Oleh karena itu, dari kata itu dibentuk kata sahat yang berarti lapangan yang luas.
M. Quraisy Shihab pernah meruju’ pengertian siyahah (wisata) dari tafsir Alquran, di antaranya,

a. Muhammad Jamaluddin al-Qasimiy,’Saya telah menemukan sekian banyak pakar yang berpendapat bahwa Kitab Suci memrintahkan manusia agar mengorbankan sebagian masa hidupnya untuk melakukan wisata dan perjalanan agar ia dapat menemukan peninggalan-peninggalan lama, mengetahui kabar berita umat-umat terdahulu agar semua itu dapat menjadi pelajaran dan ‘ibrah yang dengannya dapat diketuk dengan keras otak-otak yang beku’.

b. Muhammad Rasyid Ridha,’Kelompok sufi mengkhususkan arti as-saihun yang dipuji itu adalah mereka yang melakukan perjalanan di muka bumi dalam rangka mendidik kehendak dan memperhalus jiwa mereka’.

c. Fakhruddin ar-Raziy,’Perjalanan wisata mempunyai dampak yang sangat besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia. Karena, dengan perjalanan itu, ia mungkin memperoleh kesulitan dan kesukaran dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin juga ia menemui orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat memperoleh dari mereka hal-hal yang tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan Allah. Walhasil, perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat dalam kehidupan beragama seseorang’.

Berdasarkan pemaparan konsep perjalanan wisata di atas, M.Quraish Shihah membenarkan adanya dakwah dan wisata ziarah. Namun, penekanan wisata tersebut justeru pada ziarah kepada makam-makam para nabi, ulama, dan pahlawan dapat dijadikan nilai dan selanjutnya tidak dijelaskan bagaimana proses dakwah wisata itu terjadi.

Sementara itu, penulis lebih menekankan bagaimana keberadaan warga dan simpatisan Muhammadiyah di tempat-tempat wisata yang disetting tersebut dapat menjadikan dirinya ber-muhasabah dan semakin mencintai dan menyukai tempat-tempat tertentu sekaligus organisasi Muhammadiyah secara perlahan-lahan. Biasanya, seseorang dapat betah dan tahan berlama-lama di tempat sesuatu karena tempat itu telah memberikan segala sesuatu yang dibutuhkannya seperti kenyamanan dan ketenangan.

Fakta di masyarakat membuktikan bahwa kesibukan manusia dalam bekerja selama sepekan telah membuat mereka mencari tempat-tempat hiburan untuk melepaskan kesuntukan dan kepenatan hati. Biasanya, manusia mencari tempat-tempat alam bebas yang menjanjikan ketenangan pikiran dan hati seperti pegunungan, sungai, air terjun, danau, laut, taman flora dan fauna, atau duplikan itu semua. Mereka akan meninggalkan rumah sebagai tempat tinggal selama ini sementara dan pergi menuju lokasi-lokasi tersebut.

Bahkan, kegiatan-kegiatan mendadak yang ada hubungannya dengan undangan pesta, rapat kerja, atau organisasi yang biasanya dimanfaatkan di hari libur, justru sudah dipastikan akan tidak dihadiri mereka. Apalagi, kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di malam hari. Hal ini diperparah dengan terjadinya kelesuhan atau kejenuhan warga Muhammadiyah dan simpatisan untuk menghadiri pengajian-pengajian mingguan yang dilaksanakan di dalam mesjid atau kantor. Akibatnya, pengajian-pengajian tersebut sunyi dari warganya, padahal pengajian tersebut merupakan ruh kekuatan Muhammadiyah sebagaimana yang dibangun pertama sekali oleh KH. Ahmad Dahlan di kampong Kauman, Jogja dahulu.

Untuk mengembalikan ruh kekuatan yang sudah mulai lesuh tersebut dipandang perlu melakukan tindakan emergensi dakwah yang lain sebagai pendukung da’wah bi al-lisan dan da’wah bi al-hal yang selama ini telah berjalan cukup depensif, yaitu da’wah bi as-Siyahah.

Da’wah bi as-Siyasah adalah dakwah wisata dengan mengunjungi objek-objek wisata sebagai penarik minat massa dan bertahan sejenak untuk memperhatikan sekaligus menambah wawasan pengetahuan di tengah-tengah ketenangan dan kenyamanan lingkungan tanpa harus ditekan dengan pikiran keras.
Oleh karena itu, Muhammadiyah harus menjadikan dirinya sebagai objek wisata bagi warganya sendiri dan masyarakat luas. Strategi yang dapat dilakukan Muhammadiyah adalah:

a. Memperbesar dan memperindah Mesjidnya dan memperluas tanahnya agar semakin banyak menampung jema’ah sekaligus masyarakat sekitar semakin bergantung pada peran Muhammadiyah dalam banyak hal kepada diri mereka dalam berbagai hal. Jika mesjid sudah tidak memiliki tanah yang luas, apalagi di pinggir jalan raya yang menyebabkan kebisingan, maka ruangan yang ber-AC sebagai solusi yang tepat dan meredam kebisingan suara-suara kenderaan bermesin.

b. Muhammadiyah membangun citra syurga mini pada setiap gedung-gedung yang dimilikinya, seperti membuat taman yang berisikan air mancur yang dihuni ikan-ikan, bangku-bangku, tumbuhan-tumbuhan hijau baik mesjid, kantor, sekolah/madrasah ,perguruan tinggi, panti-panti asuhan dan koperasi. Hal ini pernah dilakukan oleh banyak dinasti-dinasti kecil dan besar dalam kekhalifahan Umayyah dan Abbasyiyah. Seperti: Alquran selalu menggunakan kata jannah untuk menyebut surganya, sedangkan kata jannah ini dapat berarti dua hal yaitu surga dan taman. Ketika jannah diartikan surga selalu saja Alquran mengelaborasinya dengan kata,’mengalir di bawahnya sungai-sungai’ atau ‘terdapat bangku-bangku’ atau ‘gelas-gelas’ atau ‘bidadari’ ataupun ‘pepohonan yang dihiasi dengan buah-buahan’. Beginilah, Alquran menggambarkan sebagian suasana surga. Kemudian, ulama dan intelektual muslim mendapat ilham menciptakan ‘taman/surga’ di dunia ini sebagai harapan semoga kehidupan di dunia sama seperti di surga yang dipenuhi dengan taman-taman, seperti di rumah, mesjid, dan sekitar gedung-gedung istana mereka. Fakta sejarah mengungkapkan bahwa orang-orang muslim telah menciptakan taman tersebut, seperti:
1. Taman Herertal del Rey di Toledo.
2. Taman Raja Taifa di Spanyol.
3. Taman al-Khams dan Tamurid di Tabriz.
4. Taman Mahmud Ghazna di Balkh.
5. Taman Al-Mu’tasam di Samarra.
6. Taman Istana Amir Aghlabiyah di Tunisia.
7. Taman Hafsid di Tunisia (Dinasti Fathimiyah)
8. Taman di Fez dan Marakesh (Maroko)
9. Kebun Raya (Botanical Garden) ar-Rahman Amir I pada Dinasti Umayyah Spanyol.
10. Taman di dalam Istana Al-Hamra pada Dinasti Umayyah Spanyol.
11. Taman sekitar Taj Mahal di India.
Dengan demikian, layaklah kalau diartikan hadis Nabi saw.’Baiti jannati’ diartikan rumahku adalah tamanku’. Bukan surga sebab tidak mungkin manusia dapat menciptakan surga di dunia.

c. Ketika taman yang diinginkan telah tercapai, Muhammadiyah sedikit banyak menerapkan sistem pengkarangkengan sejumlah binatang-binatang langka di sela-sela taman tersebut untuk sedikit memecah keheningan, menarik perhatian, sekaligus menambah wawasan pengetahuan.


2. Da’wah bi al-Fann (Dakwah dengan Seni)


Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspesi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamban-Nya. Adalah merupakan satu hal yang mustahil bila Allah yang menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan, kemudian Dia melarangnya. Bukankah Islam adalah agama fitrah ? segala yang bertentangan dengan fitrah ditolaknya dan yang mendukung kesuciannya ditopangnya.

Namun, ternyata Islam tiak sekaligus menerima segala macam seni yang berkembang walaupun dari hasil ekspressi manusia. Islam sangat berhati-hati dalam hal ini. Oleh karena itu, Tim Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan jawaban terhadap konsep seni bahwa Muhammadiyah tidak melarang kesenian yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam karena Muhammadiyah adalah gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi Mungkar. Hanya saja Muhammadiyah sangat berhati-hati dalam hal ini. Tidak memberikan tuntunan yang praktis dan terinci mengenai kesenian yag bagaimana yang boleh dan tidak boleh , tetapi dalam keputusannya memberikan pokok-pokok saja, seperti dalam menetapkan soal seni rupa dan seni suara:

a. Dalam seni hukumnya berkisar kepada illatnya (sebabnya), ialah ada tiga macam: 1) Untuk disembah, hukumnya haram berdasarkan nash, 2) Untuk pengajaran hukumnya mubah, 3) Untuk perhiasan ada dua: a) Tidak khawatir medatangkan fitnah hukumnya mubah, b) Mendatangkan fitnah ada dua macam: 1. Jika fitnah itu pada maksiat hukumnya makruh,

2. jika fitnah itu kepada musyrik hukumnya haram.

b. Seni suara, khususnya suara alat bunyi-bunyian. Alat bunyi-bunyian hukumnya berkisar pada illatnya, dan hal itu ada tiga macam: 1) Menarik kepada keutamaan hukumnya sunat, 2) Hanya sekedar untuk main-main belaka (tidak mendatangkan apa-apa) hukumnya makruh, 3) Menarik kepada maksiat hukumnya haram. Dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang seksama dan memerlukan kearifan.

c. Seni bela diri, sekalipun tidak dirumuskan dalam suatu keputusan hukumnya, namun, dalam pelaksanaannya telah berdiri bahkan menjadi ortom, yakni Tapak Suci. Majlis Tarjih membolehkan hal itu sepanjang dalam pelaksanaannya dapat dijaga tidak menyimpang dari ajaran Islam, seperti dalam hal pakaiannya, dan hubungannya pria dan wanitanya.

Seringkali terjadi image di dalam masyarakat luas bahwa Muhammadiyah ’kering dan tandus’ dari suara-suara seni baik seni suara, seni lukis apalagi seni musik. Sepertinya Muhammadiyah selama ini menjauhkan diri dari kondisi tersebut. Untuk itu, Muhammadiyah harus kembali membangun kepercayaan masyarakat dengan cara menyahuti keinginan masyarakat tanpa harus mengorbankan ideologi Muhammadiyah yang telah mapan tersebut dengan cara melakukan strategi, yaitu:

a. Muhammadiyah menggalakkan kembali pemberantasan bisu lagu-lagu Alquran dengan cara terus-menerus memasukkan kurikulum di tingkat Sekolah /Madrasah yang diampu oleh guru-guru yang ahli dan profesional. Dengan demikian, kefasihan Imam salat terimbangi dengan lagu-lagu Alquran ditambah lagi dalam pembukaan acara-acara tertentu dibacakan Alquran oleh qari/qariah.

b. Muhammadiyah harus membangun musik-musik mandiri tanpa kehilangan citra kesyahduannya dan nilai-nilai ideologinya.

c. Muhammadiyah mandiri dalam seni kaligrafi Arab sebagai wujud dari keindahan tulisan.


3. Da’wah bi al-Iqtishadiyah (Dakwah Ekonomi)


Satu sisi Muhammadiyah mempunyai keistimewaan dalam mengumpulkan dana untuk suatu keperluan mendadak dan terjadwal melalui kegiatan yang disebut dengan GAS (Gerakan Amal Saleh) yang diperoleh dari anggota dan simpatisan. Dana tersebut dipergunakan biasanya untuk fakir miskin dalam bulan Ramadhan dan pembangunan tertentu. Namun, Muhammadiyah jarang memikirkan kondisi warga dan simpatisannya yang memerlukan dana untuk keperluan keluarganya sehingga mereka tidak bisa menghadiri pengajian perminggu disebabkan harus mencari nafkah di luar. Sedekah yang diberikan justru setahun sekali di bulan Ramadhan, padahal manusia makan tiap hari. Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan adalah:

a. Muhammadiyah mengitensifkan pemberdayaan Bank yang dimilikinya untuk keperluan anggota dan simpatisan dengan sistem bagi hasil.
b. Muhammadiyah dalam jangka panjang dapat memiliki stasiun Radio dan Televisi sendiri dalam menyampaikan pesan-pesan ideologinya.

4. Dakwah kader.
Untuk keberlangsungan Muhammadiyah di masa depan kader-kader perlu diintensifkan dengan melakukan strategi:

a. Mengirim kader-kader Muhammadiyah untuk melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah dan atau Eropah agar lebih berkualitas.

b. Menggalakkan kembali pengajian-pengajian sebagai ruh Muhammadiyah sejak awal tumbuhnya dengan cara daftar hadir, inventaris kembali kryawan, guru, dosen, pejabat yang bekerja di amal usaha Muhammadiiyah harus terdaftar di rantingnya masing-masing sebab bagaimana mungkin bukan kader Muhammadiyah mendirikan Muhammadiyah secara ikhlas dan serius. Inilah mungkin pernyataan ’Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah dan jangan cari hidup di Muhammadiyah’ wahai orang-orang yang bukan kader Muhammadiyah. Termasuk politikus harus terdaftar di ranting Muhmmadiyah.

Kondisi yang menurun dilatar belakangi kejenuhan dalam pengajian bi al-lisan dan sedikit bi al-hal selama ini. Tentunya, diketahui akibat kejenuhan itu sendiri (surat al-Ma’arij ayat 19 dst) mengakibatkan berkurangnya respon dan antusiasitas.