Jumat, 13 Januari 2012

Martin Luther King, Dari I Have A Dream Jadi Yes We Can





Barrack Obama dikukuhkan oleh Partai Demokrat sebagai calon presiden AS periode 2009 – 2011 kemarin, ditempat dimana 35 tahun sebelumnya Martin Luther King berpidato, yaitu Monumen Nasional di Washington DC, AS. Siapakah Martin Luter King, sehingga Obama yang akhirnya terpilih sebagai presiden begitu terinspirasi olehnya?

Pada saat itu di Amerika terjadi diskriminasi yang luar biasa dari masyarakat kulit putih terhadap minoritas kulit hitam, tidak hanya didalam social masyarakat tetapi juga terjadi didalam peraturan pemerintah. Suatu ketika seorang perempuan kulit hitam bernama Rosa Park sedang duduk didalam bus. Pada sebuah halte naiklah beberapa penumpang kulit putih. Karena tempat duduk sudah penuh, sopir bis tersebut meminta Rosa Park untuk berdiri karena tempat duduk itu khusus untuk warga kulit putih. Kejadian itu terjadi pada 1 Desember 1955 di Montgomery, di negara bagian Alabama. Negara bagian Alabama memang membuat undang-undang untuk memisahkan tempat duduk bagi warga kulit putih dan kulit berwarna (Afrika, Asia, dan Amerika Latin). Rosa Park menolak dan ngotot tidak mau berdiri.



Sikap Rosa itu menggugah seluruh penduduk kulit berwarna di kota Montgomery. Mereka bersatu dan bangkit melawan diskriminasi rasial. Perwakilan kulit berwarna di kota itu berkumpul untuk melakukan gerakan untuk mencabut undang-undang tersebut. Mereka menuntut persamaan hak tanpa diskriminasi antara mayoritas dan minoritas. Warga memboikot tidak naik bis sampai tuntutan itu dikabulkan. 

Tuntutan tersebut didukung oleh seluruh warga kulit berwarna dan warga kulit putih yang bersimpati. Gerakan itu dipimpin oleh pendeta Martin Luther King yang saat itu berusia 26 tahun. Dalam gerakan itu King selalu menekankan bahwa gerakannya adalah anti kekerasan dan menganggap warga kulit putih bukan sebagai musuh tetapi sebagai saudara.


Dalam pidato pertamanya didepan massa 4 ribu orang, disiarkan keseluruh AS. Rakyat AS tersadarkan bahwa telah terjadi praktek-praktek yang memalukan ditengah-tengah masyarakat AS. Pemerintah Alabama merasa malu dan akhirnya menindak tegas dan menangkap para pengikut gerakan itu. Kelompok kulit putih yang mendukung rasialisme yaitu Ku Klux Klan, melakukan teror terhadap para aktivis anti rasialisme. Tindakan pemerintah dan Ku Klux klan yang kejam semakin menambah simpati dari dunia luar.


Dalam internal kelompok Martin Luther King juga terdapat perpecahan. Kelompok yang menamakan diri Black Power lebih mengutamakan aksi kekerasan terhadap kulit putih. Saat itu terjadi kerusuhan masal di seluruh AS. Tetapi Martin Luther King tetap teguh dengan aksi-aksi yang anti kekerasan.


“Perjuangan tanpa kekerasan memang tidak bisa mengubah keadaan dalam sekejap. Yang pertama berubah adalah hati dan jiwa kita sendiri. Dalam diri kita akan tumbuh perasaan bahwa kita adalah orang yang terhormat. Dalam diri kita akan timbul kekuatan dan keberanian. Kemudian musuh kita akan tersentuh hatinya. Perjuangan tanpa kekerasan memang lama, namun inilah yang akan membawa orang pada kesadaran“, kata King. 

Setelah setahun aksi itu dimulai, akhirnya pemerintah mencabut undang-undang yang rasial. Warga kulit putihpun banyak yang berubah sikap mentalnya yang sebelumnya rasial menjadi anti rasial.


Aksi terbesar adalah pawai yang dipusatkan di Monumen Nasional di Washington DC. Hampir 300 ribu orang dari berbagai ras di AS berkumpul. Disinilah Martin Luther King berpidato yang monumental dan akan diingat Sepanjang sejarah AS dan menginspirasi dunia.


“Aku bermimpi suatu hari bangsa ini akan bangkit dan mewujudkan kebenaran pengakuannya. Kami pegang teguh kebenaran bahwa semua orang diciptakan sama. Dengan keyakinan ini kita bisa bekerja sama, berdoa bersama.... Meyakini kita akan bebas suatu hari.., Jika kita biarkan kebebasan bersuara dari tiap kota dan tiap desa.... Kita dapat mempercepat datangnya hari saat anak-anak Tuhan, kulit putih dan hitam, Yahudi dan bukan Yahudi, Protestan dan Katholik, akan bergandengan tangan dan menyanyikan kata-kata Negro sepiritual tua,“ akhirnya bebas! Akhirnya bebas! Berkat Tuhan yang maha kuasa akhirnya kita bebas”.


Karena aksinya ini, King pernah mendapatkan hadiah Nobel perdamaian. Ia meninggal dalam usia 39 tahun karena penembak gelap. Dia seorang turunan budak yang menjadi pemimpin umat yang berjuang untuk memulihkan martabat manusia.

source: http://tipsaya.blogspot.com/2008/12/sejarah-martin-luther-king.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar