Rabu, 22 Februari 2012

Kang Said: Jangan Terpancing Tampilan Fisik




Jakarta, NU Online - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, meminta masyarakat, khususnya Nahdliyin untuk berhati-hati menerima dakwah di tengah maraknya kemunculan kelompok pembawa aliran baru. Masyarakat diminta tidak terpancing dengan tampilan fisik dari da'i dan materi dakwah yang disampaikan.

Permintaan itu disampaikan Kiai Said setelah pada Senin (20/2) kemarin menghadiri pelantikan pengurus IPNU PWNU Kalimantan Barat, yang juga dibarengi dengan kegiatan bedah buku 'Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi'. Dalam kegiatan tersebut, Kiai Said mendapati masih banyak kader NU yang tertarik tampilan fisik dan materi yang disampaikan da'i Islam garis keras.

"Mereka bilang aliran ini kan juga amar ma'ruf nahi mungkar, apakah tidak boleh dianggap benar? Saya jawab jangan tergesa-gesa menilai dengan hanya mendengar dakwahnya saja, dalami juga bagaimana aliran itu sebenarnya," tegas Kiai Said menirukan apa yang disampaikannya, Rabu (22/2) di Jakarta.

Kondisi yang ditemukan di Kalimantan Barat, masih kata Kiai Said, diindikasikan karena proses pengkaderan oleh PWNU setempat yang belum berjalan maksimal.

Lantik PCNU Bengkayang

Dalam kunjungan ke Kalimantan, Kiai Said juga melantik kepengurusan cabang NU Kabupaten Bengkayang. Lahirnya NU di Kabupaten Bengkayang diharapkan bisa memperkuat penyebaran Islam, mengingat saat ini jumlah umat muslim di sana hanya sekitar 40% dari total populasi masyarakat.

Masih minimnya umat muslim di Kabupaten Bengkayang, Kiai Said meminta agar proses syiar terus dilakukan tanpa merasa minder. Meski demikian toleransi diminta tetap diutamakan,   melalui sikap saling menghormati antar pemeluk agama.

"Saya sampaikan di sana NU lahir untuk memperkuat persatuan. Warga NU harus bisa menjadi contoh bertoleransi, hidup berdampingan antar pemeluk agama dengan damai. Alhamdulillah apa yang sama sampaikan diterima dengan baik," urai Kiai Said.

Dalam kesempatan yang sama Kiai Said juga berpesan pentingnya syiar Islam tanpa menggunakan cara-cara kekerasan. Dicontohkannya, Nabi Muhammad melakukan syiar Islam di Mekah tanpa memerintahkan penghancuran berhala di sekitar Ka'bah, sampai akhirnya warga Mekah secara sukarela masuk Islam dan menghancurkan sesembahannya tersebut.

"Ini penting. Dulukan akhlak baru aqidah. Jangan gunakan cara-cara kekerasan saat syiar, karena Islam tidak membenarkan adanya kekerasan," tuntas Kiai Said tegas.

source: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/1/36539/Warta/Kang_Said__Jangan_Terpancing_Tampilan_Fisik_.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar