Rabu, 27 April 2011
al-Suwaidi, Dimana Nubuwwah Angin Petaka Tersingkap
BAGIAN KE- 1
on Mon Jan 05, 2009 2:47 pm
Surga dan Neraka, Dimana Nubuwwah Rasulullah Terbukti
Al Suwaidi, distrik pengikut paham wahabi terbesar di Saudi Arabia
Bagi kepentingan para anggota , dikutip keterangan dari buku "Saudi
Arbia Exposed" Oleh John R. Bradley" yang mengisahkan kebusukan
di negara pusat Islam seperti pelacuran, pemakaian obat bius, dll. Maaf,
artikelnya panjang. Tapi ini sebenarnya hanya laporan singkat
dibandingkan kebrobrokan total di negera ini dan informasi yang
menceritakan hal ini.
SAUDI ARABIA TERUNGKAP
Perhatian: dalam pembaharuan "sistem keadilan" Saudi, kaum
ningrat kerajaan Al-Saud seperti Fahd sama sekali tidak tersentuh hukum.
Para imigran dari dunia ketiga tidak punya hak untuk mendapatkan
pengacara atas dakwaan pelanggaran hukum dan mereka seringkali juga
tidak tahu hukum apa yang mereka langgar sampai pada waktu kepala mereka
dipenggal.
Tiada yang menyangkal perlunya diadakan perubahan menyeluruh, terutama
di bidang pencegahan tindakan kriminal dan bagaimana menangani tindakan
kriminal karena terjadinya ledakan populasi, perubahan sosial yang
cepat, besarnya pengangguran yang membawa kenyataan sosial yang
menakutkan bagi Saudi Arabia.
Statistik yang ada membuat orang terperangah. Laporan di tahun 2003 yang
dikeluarkan oleh Saudi Arabian Monetary Agency menyatakan bahwa
kriminalitas diantara kaum muda pengangguran Saudi melonjak sampai 320%
diantara tahun 1990 dan 1996, dan diperkirakan akan naik lagi 136% di
tahun 2005. Lebih dari 60% orang2 Saudi berusia di bawah 21 tahun, dan
perkembangan penduduk kira2 4% - ini merupakan salah satu yang tertinggi
di dunia. Urbanisasi merupakan faktor yang paling utama yang merubah
wajah masyarakat Saudi di 50 tahun terakhir. Ibu kota Saudi yakni Al
Riyadh menjadi kota raksasa pertama di Jazirah Arabia. Populasinya
diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 juta di tahun 2020, dan ini
merupakan perbandingan tertinggi di seluruh dunia atas jumlah penduduk
di kota besar dibandingkan jumlah penduduk negara itu
Jumlah pengangguran di Saudi diperkirakan mencapai 35% dari jumlah
penduduknya. Terorisme merupakan bentuk perwujudan yang paling jelas
dari gelombang kriminalitas yang luar biasa banyaknya.
Di tahun 1999, pengadilan Islam menangani 616 kasus pembunuhan, dan ini
adalah jumlah terbesar yang terjadi di Mekah, yang merupakan kota Islam
tersuci. `Orang2 kebingungan. Mereka tidak mengerti bagaimana angka
kriminalitas tetap saja menanjak di masyarakat Islam ini,' demikian
ditulis laporan berita di Okaz yang menerbitkan 3 halaman spesial
tentang kriminalitas.
Tak lama setelah sembahyang Jum'at, pembantu pemilik toko makanan
India ditembak di bagian lengan dan kaki oleh tiga anak muda Saudi yang
merampok tokonya. Dua orang Saudi hampir membunuh seorang wanita Inggris
ketika mereka merampoknya di siang hari di tengah2 daerah padat
penduduk.
Sebuah bank lokal dirampok oleh dua orang yang memakai senapan
otomatis, yang berhasil meringkus petugas keamanan. Di jalan yang tak
jauh dari situ, ketika seorang polisi berusaha menangkap sekelompok
remaja Saudi yang berbuat onar, dia dilempari batu oleh mereka sehingga
akhirnya dia harus menembak salah seorang dari mereka untuk dapat
menyelamatkan diri.
Tindakan kriminal terakhir ini seharusnya membuat
rezim pemerintahan waswas, karena jelas tidak ada rasa hormat terhadap
pihak keamanan. Tapi tentunya merampok bank dengan senapan mesin
otomatis juga merupakan hal yang mengkhawatirkan, apalagi uangnya ada
kemungkinan digunakan untuk aksi2 terorisme anti pemerintahan.
Di tahun 2003, lebih dari 50 orang dipenggal kepalanya di muka umum.
Akan tetapi, orang semakin lama semakin sadar bahwa hukuman mati ini
tidak membuat orang taat hukum, dan terjadi perdebatan luas di media
Saudi tentang masalah sosial yang menyebabkan tindakan kriminal.
Satu hal yang jelas: orang2 tidak dapat lagi meninggalkan rumahnya tanpa
mengunci pintu, bahkan juga tidak di hari raya keagamaan. Seorang
kawanku pria Saudi yang berusia 20 tahunan memarkir mobilnya di luar
rumahnya di daerah mewah luar kota Riyadh di suatu malam. Tiba2 dia
panik ketika mengetahui bahwa dia mungkin kehilangan kunci rumahnya.
Kehilangan kunci merupakan hal biasa di mana2, tapi di sini banyak orang
membicarakan bagaimana para pencuri merampok habis seluruh isi apartmen
di daerah tempat tinggalnya setelah mereka parkir mobil van mereka di
luar rumah. Kawanku yakin bahwa rumahnya akan jadi target perampokan
jika kuncinya jatuh di jalan. Ketika ayahku tinggal di Riyadh jaman
dulu, orang Saudi yang menemukan kunci di jalan akan segera
mengembalikannya kepada pemiliknya," katanya sedih.
Dia memang sewajarnya untuk merasa khawatir jika mendengar kisah2
kriminalitas yang menjadi bahan pembicaraan utama orang2 sehari-hari.
Beberapa minggu yang lalu, polisi menangkap seorang Saudi yang merampok
setidaknya 25 rumah di kota Riyadh. Para mahasiswa di King Saud
University di Riyadh mengeluh karena mereka tidak bisa meninggalkan
mobil2 mereka di tempat parkir karena khawatir bagian2 mobil mereka yang
berharga akan dicuri setelah kuliah selesai.
Polisi Riyadh berkata bahwa dari tahun 2000 sampai 2003, mereka mencatat
terjadinya 13.000 perampokan besar. Melaporkan kejadian2 kriminal dan
kekerasan sambil menghubungkannya dengan kemiskinan dan berbagai masalah
sosial yang tidak beres merupakan hal yang tabu/terlarang di Saudi
Arabia. Hanya berita tentang hukumannya saja yang terbaca sehingga,
ironisnya, orang memperkirakan tindakan kriminal yang dilakukan melalui
tindakan hukuman yang dijalankan. Pemerintah Al-Saud bersikeras bahwa
segalanya berjalan sempurna, terlepas dari banyaknya pelanggar hukum
yang dihukum berat. Para editor berbagai media dituduh melakukan
pengkhianatan kalau melaporkan berita2 kriminalitas karena dianggap
memberi alasan bagi orang luar untuk merendahkan tempat suci Islam.
Di daerah kumuh sebelah selatan Jeddah, Kerantina, yang diambil dari
kata Inggris "quarantine" karena dulunya ini adalah tempat
sementara bagi jemaah haji yang melampaui batas waktu tinggal di visa
mereka dan menunggu untuk dideportasi kembali ke negara mereka. Sekarang
di sepanjang jalanan yang berliku di daerah itu terdapat ribuan rumah
tempat tinggal orang dari segala bangsa, tapi kebanyakan adalah orang
Saudi. Pelacuran, penjualan obat bius, dan penyelundupan alkohol semarak
di sini dan daerah ini dikenal sebagai daerah yang tidak seharusnya
didatangi di malam hari. Ketika aku mengunjungi daerah ini, pertama-tama
aku dibanjiri berbagai macam tawaran � dari obat bius sampai
perempuan bayaran sampai tawaran memakai guna2 dari seorang Afrika yang
tampaknya ahli sihir.
Semuanya yang secara hukum terlarang di kerajaan Saudi � obat2 bius,
alkohol, seks � tersedia di sini jika harganya cocok.
Hanya di Kerantina saja orang bisa mendapatkan hal2 terlarang dengan
mudah di tengah jalan di siang hari tanpa rasa takut di Saudi Arabia
yang biasanya menghukum tindakan seperti ini secara ekstrim di lapangan
penggal kepala yang jaraknya beberapa mil ke sebelah utara kota. Daerah
ini penuh dengan orang2 sakit, pecandu obat bius, pedagang narkotika dan
orang2 yang tinggal melampaui ijin visa. AIDS, yang tidak menjalar luas
di Saudi Arabia, merupakan hasil dari gaya hidup di tempat kumuh.
Seorang pejabat rumah sakit pemerintah berkata dia menerima sampai 7
pasien AIDS baru dari Kerantina setiap minggu.
Terdapat pula daerah kumuh di selatan Riyadh di mana seorang kamerawan
Irlandia dibunuh dan seorang wartawan Inggris BBC terluka berat di bulan
Juni 2004 karena ditembak teroris2 Islam. Tempat ini tidak jauh kompleks
istana raja yang penuh dengan lampu2 neon yang terang, gedung2 pencakar
langit, dan perumahan mewah bertembok di kota Riyadh yang merupakan
salah satu kota terkaya di dunia. Tapi kemewahan ini hanyalah kulit luar
Riyadh modern abad ke-21.
Selain Kerantina, tidak ada daerah yang begitu mencolok perbedaan antara
yang kaya dan yang miskin, kelas super atas dan kelas bawah di Saudi
Arabia seperti di daerah Al-Suwaidi, yang terkenal sebagai basis Wahabi.
Daerah kumuh ini menarik orang2 dari perkampungan2 di luar kota yang
datang untuk mencari kehidupan yang lebih layak di kota besar. Orang2
muda dari daerah kumuh ini jelas melihat jurang lebar antara kemiskinan
mereka dan kemewahan luar biasa para ningrat Saudi dan kafir2 Barat yang
hidup tak jauh dari tempat mereka.
Kebanyakan dari mereka tertarik atas ajakan Al-Qaeda untuk menyingkirkan
kerajaan yang korup dan memperkaya diri sendiri. Daerah kumuh ini
menjadi lahan subur untuk menumbuhkan para ekstrimis Islam dan juga
merupakan lingkungan yang sempurna untuk melakukan perang gerilya.
Kamerawan Simon Cumbers dan penulis berita BBC Frank Gardner merupakan
sasaran empuk, karena penembak keduanya dengan cepat dapat
menyembunyikan diri dengan sekejap tanpa jejak di dalam lorong2
berliku-liku di daerah kumuh itu.
�. Kemiskinan parah dan banyaknya pengangguran di kelas bawah
menimbulkan sikap yang semakin lama semakin memusuhi para pimpinan
Saudi.
Dokter bedah dan gawat darurat di Rumah Sakit Umum King Fahd di Jeddah,
di mana pembantu pemilik toko makanan India yang ditembak tangan dan
kakinya dirawat, mengatakan kepada wartawan Saudi bernama Essam
Al-Ghalib yang mengutip berita bagi Arab News, bahwa dulu dia biasa
melihat satu atau dua orang ditembak setiap bulan, sebagian besar adalah
kecelakaan. Tapi sekarang dia melihat sampai 7 korban penusukan dan
penembakan setiap minggu. Dokter2 dari Rumah Sakit King Abdul Aziz di
Jeddah juga mengatakan hal yang serupa karena mereka merawat kasus
kekerasan domestik atau penyiksaan anak yang terus-menerus tanpa henti.
Menurut Al-Ghalieb, seorang dokter berkata bahwa dia semakin sering
melihat istri2 yang datang dengan luka sundutan rokok, tulang2 patah,
luka2 sayatan. Ironisnya, pihak suamilah yang mengalami luka2 yang
paling serius sebagai tindak balasan yang dilakukan keluarga pihak
istri, demikian kata dokter itu.
Penggerebekan pemakaian obat2 bius sekarang sering sekali terjadi
sehingga berita2 ini tidak dijamin tampil di halaman depan. Bahkan
kampanye anti obat bius pun ditayangkan di jaringan TV nasional.
Petugas2 keamanan melaporkan di tahun 2002 mereka menangkap gang
penyelundup obat bius terbesar di Saudi Arabia, dan juga menyita 2.480
pound (sekitar 1,350 kg) hashish dan sejumlah besar senjata2 api. Jumlah
orang2 pengguna dan pemilik obat bius naik dari 4.279 di tahun 1986
menjadi 17.199 di tahun 2001, begitu menurut statistik terakhir dan ini
kemungkinan besar hanyalah pucuk dari gunung es.
Di berbagai kasus yang dilaporkan, terutama di daerah Jeddah dan Riyadh,
sejumlah untaian tasbih sembahyang berisi obat bius dan buku Qur'an
yang dalamnya diisi opium telah disita oleh petugas keamanan lokal dari
jemaah haji "palsu". Semua ini menegaskan adanya peningkatan
permintaan obat bius dan alkohol di pasar2 lokal yang telah lama
berhubungan dengan para pedagang obat bius internasional. Banyak anak2
muda Saudis dengan santainya menyedot mariyuana selesai kerja.
Mahasiswa2 yang menjadi muridku dengan tenangnya berkata jika aku butuh
obat bius, mereka tahu di mana bisa mendapatkannya. Di pesta2 perkawinan
terkadang tampak para tamu pria dan wanita yang dipisahkan bergoyang
mengikuti irama musik di bawah pengaruh ekstasi. Tetanggaku orang Yemen
yang tampaknya tidak khawatir melanggar hukum biasa bicara padaku dengan
mulut penuh qat. Qat adalah ramuan tanaman bercampur narkotika.
Kebanyakan orang Yemen kecanduan untuk mengunyahnya.
Pihak polisi tentunya menghadapi masalah yang jauh lebih serius daripada
orang Yemen mengunyah qat. Tiga daerah di Riyadh, yakni Batha, Olaya dan
Badia � merupakan lahan subur bagi penyelundupan alkohol dan obat
bius, sama seperti daerah Kerantina di Jeddah atau daerah di die
al-Jouf, di kota Arar dekat perbatasan Irak atau di Jizan dekat
perbatasan Saudi Yemen di sebelah selatan. Masalahnya sedemikian rumit
sampai2 pemerintah Saudi sanggup membuat perangkap untuk 6 orang Inggris
� yang dibebaskan di tahun 2002 setelah mendapat pengampunan dari
raja � karena dituduh melakukan pemboman dan melakukan penyelundupan
alkohol. Orang2 ini dinyatakan bersalah dan seorang warga Inggris
dibunuh di bulan November 2000, beberapa pekerja Barat terluka ketika
mobil2 mereka meledak. Di tahun 2002, seorang Inggris dan seorang Jerman
dibunuh dalam kejadia dua ledakan bom dalam jangka waktu 3 bulan di
Riyadh. Beberapa kecelakaan lain juga terjadi. Di tahun 2003, seorang
Inggris ditembak ketika dia sedang menyetir mobil di Riyadh, dan seorang
Australia ditembak ketika sedang olahraga lari di sebelah selatan kota
Khamis Mushyat. Pihak pemerintah tidak mengatakan bahwa 3 kejadian
pembunuhan ini berhubungan dengan penyelundupan obat bius. Pada
kenyataannya, memang tidak mungkin pembunuhan ini ada hubungannya dengan
penyelundupan obat bius. Tapi dengan menyalahkan pihak lain,
pemerintahan Al-Saud mencapai dua tujuan:
1. memperkuat stereotype (penyamarataan yang belum tentu benar) bahwa
orang2 Barat mengkorupsi masyarakat lokal dengan gaya hidupnya yang
bejat
2. menunda untuk mengaku bahwa orang2 Barat ini sudah jelas menjadi
target pembunuhan Al-Qaeda.
Heroin, hashish, dan narkotika dipakai secara umum di Saudi Arabia,
begitu kata Mayjen Sultan Al-Harithi, ketua umum departemen anti
narkotika negara. Dia berkata bahwa pihak kerajaan melihat pemakaian
obat bius sebagai "kecenderungan hidup dan bukannya ancaman".
Pernyataannya mengungkapkan berapa besar pihak pejabat bersedia
membicarakan masalah ini secara umum. Tapi setidaknya terdapat2 petugas2
yang bertanggungjawab untuk menyembuhkan dan merehabilitasi kecanduan
obat bius. Terdapat 3 rumah sakit spesial di Riyadh, Jeddah dan Dammam
untuk merawat pecandu obat bius dan menyembuhkan mereka agar bisa
kembali hidup normal di lingkungan masyarakat. Para pemakai obat bius
tidak akan pernah ditanyai atau dihukum, karena mereka merupakan korban2
"keadaan yang sulit".
Setahun setelah Ali Al-Harithi mengatakan itu, penjara besar tetap saja
kosong. Begitulah keajaiban Islam!
BAGIAN KE-2
TIMUR TENGAH [ GATRA Printed Edition ]
Operasi Keamanan
Bentrokan di Riyadh, Empat Polisi Tewas
Riyadh, 13 Agustus 2003 09:30
Empat polisi Arab Saudi dan seorang warga tewas dalam bentrokan di Riyadh, Selasa, setelah pasukan keamanan menyerbu markas sebuah kelompok garis keras di kota tersebut, kata beberapa sumber keamanan Saudi.
"Bentrokan masih terus berlangsung," kata sebuah sumber keamanan kepada Reuters.
Beberapa sumber lain mengatakan, empat polisi Saudi dan seorang muslim garis keras tewas dalam bentrokan itu, dan beberapa lain cedera. Seorang warga yang dihubungi melalui telepon di wilayah selatan kota tersebut mengatakan, sedikitnya lima rumah menjadi sasaran dalam penyerbuan itu, dan pasukan keamanan didukung oleh sejumlah helikopter meriam.
"Operasi masih terus berlangsung. Pasukan keamanan menggunakan helikopter," kata warga itu mengenai pertempuran tersebut, dimana suara senjata mesin serta ledakan granat bergema di daerah itu.
Sementara itu, seorang pejabat keamanan mengatakan kepada AFP di lokasi kejadian, empat aparat keamanan Saudi tewas ditembak oleh anggota-anggota kelompok garis keras yang mereka buru di Riyadh selatan.
Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu menyatakan, tersangka Muslim garis keras itu menembaki anggota-anggota pasukan keamanan khusus yang mengepung vila-vila di distrik Al-Suwaidi di kota tersebut.
Tembak-menembak terdengar sekitar pukul 19.30 (pukul 23.30 WIB) dan helikopter terbang di atas ketika pasukan keamanan mengepung vila yang sedang dibangun dimana sedikitnya lima orang bersenjata diyakini bersembunyi.
Seorang bersenjata cedera parah dalam tembak-menembak itu, kata pejabat keamanan itu.
Belum diketahui secara jelas apakah pasukan keamanan berhasil menangkap buronan mereka dari vila tersebut.
Beberapa ambulan terlihat bergerak menjauh dari rumah-rumah di sebuah distrik di Riyadh selatan yang dikepung pasukan keamanan, kata saksi mata. Polisi menutup distrik itu, mengosongkan vila-vila di lokasi tembak-menembak Selasa malam dan mencegah penduduk serta wartawan mendekati daerah tersebut.
Beberapa aparat keamanan terlihat mengambil posisi di atap-atap rumah, kata seorang
wartawan AFP. Televisi Al-Arabiya sebelumnya mengatakan, helikopter-helikopter membantu pasukan keamanan yang mencari Muslim garis keras yang diburu di daerah tersebut.
Penduduk mengatakan, perburuan terhadap muslim garis keras itu dimulai Senin malam.
Bentrokan itu merupakan yang paling akhir dari serangkaian tembak-menembak antara pasukan keamanan dan Muslim garis keras yang dituduh memiliki hubungan dengan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden sejak serangan-serangan bom bunuh diri menewaskan 35 orang, termasuk sembilan orang Amerika, di Riyadh pada Mei lalu.
Arab Saudi telah menangkap puluhan orang yang dicurigai terkait dengan terorisme sejak serangan-serangan 12 Mei terhadap tiga kompleks permukiman itu. Pasukan keamanan sejak itu terlibat dalam serangkaian tembak-menembak dengan Muslim garis
keras yang berusaha mereka tangkap di berbagai penjuru Arab Saudi. [Tma, Ant]
URL: http://gatra.com/2003-08-13/versi_cetak.php?id=30614
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar